Sabtu, 19 April 2025
Beranda / Berita / Aceh / Danrem 011 LW; Binter TNI Dapat Wujudkan Santri Aceh Mandiri

Danrem 011 LW; Binter TNI Dapat Wujudkan Santri Aceh Mandiri

Kamis, 17 April 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

DIALEKSIS.COM|Aceh Utara -  Santri di Aceh harus mandiri, untuk itu kehadiran TNI AD harus membawa perubahan. Melalui peran Pembinaan Teritorial (Binter) dapat mewujudkan para santri di Aceh yang mandiri sebagai pondasi bangsa masa depan.

Hal itu diungkapkan Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, saat melakukan kunjungan ke Dayah Darul Ijabah Ratu Nahrisyah berada di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Gedung Samudera Pase, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Kamis (17/4/2025).

Kehadiran Danrem di sana dalam rangka meninjau pelaksanaan karya bakti puluhan prajurit TNI bersama warga dan pramuka.

Danrem sangat berharap para santri biar lebih fokus dalam belajar, kedepan anak dayah itu harus mandiri. Bila ada UMKM, misalnya dari pihak dayah meminta untuk memelihara kambing.

“Dimasa ini memelihara kambing itu sangat bagus, karena di TNI AD mengembalakan ternak itu bagian dari ketahanan pangan. Tentunya akan didukung,” sebut Danrem.

 “Saya juga putra daerah asli Aceh, saya ingin mengajak anak-anak dayah bisa mandiri selain belajar mengaji, saya pun mau nanti di sini ikut ternak kambing bersama anak dayah,” sebutnya.

Danrem mengaku, walau dia sudah lama di tentara, namun tentang urusan dasar agama dia mengetahuinya. Danrem berkisah pengalamanya ketika kecil, lahir dan dibesarkan di Aceh, ikut mengaji dan pernah kena sabet ustad dengan bambu.

Oleh karena itu, sebutnya, dia berusaha selama menjabat di Aceh untuk membangun, seperti membuat sumbur bor di Dayah-dayah.

“Kondisi dayah airnya itu kurang bagus. Ratusan orang tergantung sama air yang ada di bak kolam. Airnya kuning, di situ dia mandi, nyuci, masak. Akhirnya ada yang kena penyakit kulit, gatal-gatal,” jelasnya.

Untuk itu pihaknya membantu menyediakan air bersih untuk dayah, kalau enggak ada sanyo, maka pihaknya menyiapkan sanyo, semuanya demi kenyamanan proses pendidikan di dayah.

“Sebenarnya ini sudah kegiatan rutinitas satuan teritorial, saya itu fokus pembangunan sumur bor, termasuk melestarikan berbagai situs sejarah, seperti makam Pahlawan Nasional Cut Meutia,” jelasnya.

Kalau ada yang bertanya, sebut Danrem, buat apa merawat makam itu di tengah hutan belantara? Jangan lupakan sejarah, nenek kita ini pejuang kita melawan Belanda. Di daerah lain, makam-makam di jadi situs sejarah megah.

Sementara di daerah kita tidak dipedulikan. Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan, dalam kondisi apapun situs itu harus dirawat, karena itu adalah salah satu bentuk menghargai jasa pahlawan.

“Kehadiran TNI AD diharapkan kedepan dayah yang ada di Aceh bisa fokus belajar sambil usaha mandiri. Santri para penerus bangsa semoga banyak yang masuk tentara. Banyak sudah tentara dari santri, ada Caba santri, semoga ke depanya militer ada ulama-ulama juga sebagai ujung tombak pertahanan negara,” harap Danrem.

Kegiatan karya bakti prajurit TNI dan Pramuka itu turut Kasrem 011/LW Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto, para Kasi dan Pasi Korem 011/LW, Camat Samudera Ilyass, Kepala Desa beserta masyarakat Kuta Krueng, dan anak bangsa dari pramuka.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar