DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK) kembali mencatatkan prestasi akademik membanggakan dengan pengukuhan Prof. Dr. Ir. Rahmat Fadhil, S.TP., M.Sc., sebagai Guru Besar dalam bidang Rekayasa Industri Pertanian. Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat di Gedung Academic Activity Center (AAC) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA, pada Kamis (17/7/2025), dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, sivitas akademika, tamu undangan, serta keluarga besar Prof. Rahmat.
Dalam orasi ilmiahnya yang bertajuk Rekayasa Industri Pertanian: Rahmat Bagi Seluruh Alam, Prof. Rahmat menegaskan bahwa ilmu pengetahuan harus menjadi instrumen kebermanfaatan bagi masyarakat dan lingkungan. Ia mengajak audiens untuk merefleksikan peran ilmu di tengah krisis sosial dan ekologi yang kian kompleks.
“Sebesar apa pun gelar dan riset yang kita miliki, yang utama adalah seberapa besar manfaatnya bagi umat dan lingkungan,” tegasnya.
Prof. Rahmat membagikan kisah perjuangan akademiknya yang penuh liku. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana selama tujuh tahun, menempuh program magister empat tahun, dan meraih gelar doktor dari IPB University hanya dalam 2,5 tahun -- dengan 15 publikasi ilmiah nasional dan internasional sebagai bukti dedikasinya.
"Keterlambatan bukanlah akhir. Yang terpenting adalah kebangkitan dan niat sungguh-sungguh,” ujarnya, memotivasi generasi muda untuk tidak menyerah pada hambatan awal.
Sebagai akademisi yang aktif di bidang rekayasa industri pertanian, Prof. Rahmat menyoroti lemahnya hilirisasi komoditas unggulan Aceh, seperti kopi Gayo. Ia mencatat bahwa lebih dari 80% produk agroindustri masih diekspor dalam bentuk mentah, sehingga kehilangan nilai tambah yang seharusnya bisa dinikmati oleh masyarakat lokal.
Untuk menjawab tantangan tersebut, ia menawarkan pendekatan ilmiah berbasis Multi-Criteria Decision Making (MCDM) sebagai solusi strategis dalam perumusan kebijakan pertanian. Metode ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek, mulai dari skema asuransi pertanian, pengolahan pangan, hingga desain kemasan produk lokal.
Sebagai Direktur Kewirausahaan dan Alumni USK, Prof. Rahmat menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan pelaku usaha. Menurutnya, rekayasa industri pertanian tidak hanya bertumpu pada teknologi, tetapi juga harus mendukung penguatan Indeks Kewirausahaan Nasional.
Melalui bukunya yang berjudul Rekayasa Industri Pertanian dalam Perspektif Kewirausahaan, ia merumuskan konsep dan pengalaman yang dapat menjadi rujukan dalam membangun ekosistem agribisnis yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam suasana penuh haru, Prof. Rahmat menyampaikan rasa syukur dan penghargaan kepada keluarga, para guru, serta pimpinan universitas yang telah mendukung perjalanannya.
“Saya persembahkan capaian ini kepada orang tua saya, para guru, istri tercinta, dan anak-anak saya. Semoga ini menjadi amal jariyah,” ucapnya.
Pengukuhan ini menjadi tonggak penting bagi USK dalam memperkuat peran akademisi sebagai agen perubahan sosial dan ekonomi. Komitmen Prof. Rahmat dalam mengintegrasikan sains, etika, dan pengabdian masyarakat mencerminkan paradigma baru pendidikan tinggi: ilmu pengetahuan yang berdampak dan membumi. [*]