Dekan Fakultas Adab UIN Ar-Raniry Dinilai Plin-plan dan Inkonsistensi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pada hari Rabu (10/3/2021), Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh telah menyetujui dan mengesahkan hasil keputusan rapat. Namun, pada Kamis (18/3/2021) kemarin, Dekan memberi keputusan yang berbeda sehingga dinilai mahasiswa tidak konsisten dengan apa yang telah diucapkannya dalam rapat.
Sekretaris Jenderal Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Ikhsan mempertanyakan dengan sikap inkonsistensi yang dilakukan oleh Dekan tersebut.
Karena menurut Ikhsan seperti ada bisikan angin surga kepada Dekan sehingga berani mengubah keputusannya.
“Kita ketahui Dekan dan Ketua-ketua Lembaga di Fakultas Adab sudah menyetujui hasil rapat dan memberikan stempel dari masing-masing lembaga, jika memang ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan angin surga, mari kita duduk Rapat Pimpinan (Rapim) dengan seluruh Ketua Lembaga,” kata Ikhsan kepada Dialeksis.com, Sabtu (20/3/2021).
Ikhsan melanjutkan, kalau pun perlu, dalam Rapim itu dihadirkan juga setiap perwakilan dari Program Studi (Prodi) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry supaya ada yang menengahi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Jika di Fakultas tidak ada titik temu, kata Ikhsan, maka para mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora siap melangkah ke tempat yang lebih tinggi yaitu ke pihak Rektorat untuk menyelesaikan permasalahan itu.
“Di sini kami meminta kepada pimpinan Fakultas terkhusus Dekan dan Wakil Dekan tiga Fakultas Adab jangan plin-plan dalam memberikan keputusan, kemarin katanya A besoknya B. Ini terkesan mengadu domba kami sesama mahasiswa, seharusnya Dekan itu menjadi suri teladan bagi anak-anaknya dalam hal kepemimpinan,” jelas Ikhsan.
Sebagai metafora, Ikhsan mengatakan, seseorang tidak bisa memimpin rakyat dengan memukuli kepala mereka, karena itu namanya penyerangan bukan kepemimpinan.
Namun, setelah melewati berbagai runtutan peristiwa di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, sambung Ikhsan, kini pihaknya sadar bahwa Dekan tersebut tidak mengikuti aturan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Organisasi Mahasiswa (POM).
“Jika Dekan tidak terima dengan kritikan yang kami sampaikan ini, mari kita selesaikan secara baik-baik. Pimpinan bukan dewa yang selalu benar,” ungkap Ikhsan.
Ikhsan menegaskan agar pimpinan Fakultas tidak plin-plan mengingat posisi Dekan adalah orang nomor satu di Fakultas.
“Dekan yang sekarang tidak lagi berjalan semestinya, sepertinya Dekan banyak tekanan dari pihak ketiga yang berujung kepada putusan yang halu, dan menguntungkan sebelah pihak,” pungkas Ikhsan.