Derita Waitati, Janda Lansia di Aceh Tamiang yang Tak Tersentuh Bantuan Rehab Rumah
Font: Ukuran: - +
Reporter : Hendra Vramenia
Kondisi rumah Waitati, Janda Lansia yang tak tersentuh bantuan rehab rumah. [Foto: Hendra Vramenia/Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Seorang janda lansia di Dusun Rukun Kampung Dalam Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang sudah 20 tahun hidup di sebuah rumah reot.
Sebagai warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, wanita tua ini tidak pernah tersentuh bantuan untuk rehab rumah.
Dia adalah Waitati (56), warga Dusun Rukun Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru. Wanita ini hidup miskin dan serba kesusahan. Dia tinggal sebatang kara di rumah yang sudah tidak layak huni. Rumah Waitati berdinding papan dan kondisi bagian belakang rumahnya nyaris roboh.
Meski tergolong miskin, nenek ini belum juga tersentuh bantuan program rehab rumah tidak layak huni dari pemerintah baik dinas terkait maupun dari Baitul Mal atau lembaga lainnya.
Ditemui Minggu (15/3/2020) sore, Waitati mengaku, rumah tersebut berdiri sejak 20 tahun lalu dan hingga saat ini belum ada perbaikan. Waitati memiliki 10 orang anak, tapi sembilan anaknya sudah berumah tangga dan anaknya yang paling kecil tinggal bersama kakaknya. Sedangkan suami Waitati meninggal dunia pada tahun 2012 lalu.
Sepeningal suaminya, ia hidup sebatang kara karena anak-anaknya sudah berumah tangga. Ia mengaku tidak punya pilihan lain selain tinggal di rumah reot tersebut. Ia terpaksa menempati rumah itu, walaupun sering bocor saat hujan deras dan tidak mempunyai biaya untuk memperbaiki rumah miliknya.
"Pengen diperbaiki, tapi modalnya tidak ada. Untuk makan saja pas-pasan. Karena sehari-hari, ia hanya berjualan bensin dan makanan ringan untuk anak-anak sekolah," ungkapnya saat ditemui di kediamannya.
Dikunjungi Anggota Dewan
Derita yang dialami Waitati, diketahui oleh Anggota DPRK Aceh Tamiang, Muhammad Irwan, setelah mendapat laporan langsung dari Datok Penghulu Kampung Dalam Kecamatan Karang Baru, Riza Zahari.
"Setelah mendapat laporan dari Datok Penghulu, Ia langsung mengunjungi rumah Waitati dengan membawa bantuan sembako dan sedikit uang untuk membeli beberapa keping papan dan seng," ujar Wan Tanindo, panggilan Akrab Muhammad Irwan.
Wan Tanindo menambahkan bantuan yang diberikan saat ini sifanya sementara. Ia berjanji akan berkordinasi dengan dinas terkait atau Baitul Mal, agar rumah Waitati mendapat bantuan rehab rumah. (MHV)