Dewan Dakwah Aceh Kirim Dai ke Pedalaman Aceh dan Sumut
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dewan Dakwah Aceh bekerjasama dengan Forum Dakwah Perbatasan mengirimkan 17 dai dan 17 daiyah dalam Kafilah Dakwah Ramadhan ke daerah pedalaman di Aceh dan Sumatera Utara.
Para dai dan daiyah akan berkunjung ke beberapa desa di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh Tengah, Aceh Timur, dan Gayo Lues di Aceh, serta Kabupaten Dairi di Sumatera Utara.
Kafilah Dakwah Ramadhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman agama dan memperkuat keimanan bagi masyarakat setempat.
Selain itu, para dai dan daiyah akan memberikan tausiyah dan ceramah tentang keutamaan Ramadhan dan cara menjalankan ibadah puasa dengan benar.
Adapun pelepasan Kafilah Dakwah Ramadhan itu berlangsung di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (19/3/2021) malam oleh Ketua Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR MEd.
Selama Ramadhan mareka akan mengisinya dengan berbagai kegiatan. Diantaranya menjadi Imam shalat taraweh, khutbah jum’at dan ceramah Ramadhan. Selain itu juga pelatihan TPA, pesantren kilat, tahsin al qur’an dan ceramah Idul Fitri serta kegiatan kemasyarakatan lainnya.
“Berdakwah merupakan tugas para nabi dan rasul. Oleh karena itu perlu keikhlasan dan kesabaran. Dalam menjalankan misi dakwah ini, dimohon agar menjaga nama baik Dewan Dakwah dan juga semua kegiatan yang dilakukan untuk dapat didokumentasikan sebagai bahan laporan,” kata Prof Muhammad AR.
Ia berharap dengan hadirnya dai dan daiyah yang merupakan mahasiswa Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh itu akan menambah semangat masyarakat tempatan dalam beribadah di bulan suci Ramadhan.
Sementara itu Direktur ADI Aceh, Dr Abizal Muhammad Yati Lc MA mengucapkan selamat berjuang kepada para dai dan daiyah tersebut. Ia menambahkan Kafilah Dakwah Ramadhan ini merupakan bagian dari program pembelajaran di lembaga ADI sebagai bentuk dakwah lapangan.
Sehingga nantinya mareka akan terbiasa dengan kondisi dan situasi di daerah.
“Kami berharap program tersebut dapat menjadikan para mahasiswa ADI sebagai daii yang sesungguhnya. Terlebih selama ini mereka hanya mendapatkan pemaparan materi berupa teori.
Dengan berhadapan langsung bersama masyarakat, tentunya akan lebih banyak lagi ilmu dan pengalaman yang didapatkan,” kata Dr Abizal.
Tak lupa pula ia mengucapkan terim kasih kepada para donatur dan semua pihak yg sudah membantu kegiatan itu. Sebelumnya mereka juga telah diberikan pembekalan selama seminggu olah pengurus Dewan Dakwah Aceh dan para dosen ADI.