Dinas Kesehatan Target Capai Angka Imunisasi 1,2 Juta Anak Seluruh Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Anak-anak yang berusia 0 bulan sampai dengan 12 tahun, Senin (28/11/2022) mulai mendapatkan vaksin polio di Kabupaten Pidie, setelah 4 anak ditemukan terinfeksi penyakit yang sangat menular itu. Padahal, sepuluh tahun lalu polio dinyatakan telah berhasil diberantas.
Virus polio ini pertama kali terdeteksi Oktober lalu pada seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang menderita kelumpuhan pada sebagian tubuhnya di Pidie, Sejak itu tiga kasus lain telah terdeteksi dan mendorong kampanye informasi serta imunisasi massal.
Memasuki hari ke-3, sebanyak 29.475 anak di Kabupaten Pidie sudah dilakukan imunisasi polio. Angka tersebut baru mencapai 32,2 persen dari target keseluruhan 91.484 anak di daerah tersebut. Masih tersisa 67,8 persen lagi yang harus dikejar.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr Hanif mengatakan, anak dari Desa Mane yang terkena polio itu sedang dilakukan proses fisioterapi, karena otot kaki kirinya mengecil sehingga menganggu proses berjalan.
"Posisi anak di Desa Mane, sekarang kami tempatkan di Bapelkes lantai lima. Alasan penempatan disana karena harus bolak balik ke rumah sakit. Sementara tiga lagi sudah dirawat di RSUDZA," kata dr Hanif kepada Dialeksis.com, Rabu (30/11/2022).
Lanjutnya, untuk pelaksanaan imunisasi dibagi dalam 3 tahap. Tahap 1, untuk Kabupaten Pidie mulai tanggal 28 November hingga 4 Desember. Tahap 2, untuk 6 kabupaten kota yakni Banda Aceh, Sabang, Pidie Jaya, Aceh Besar, Bireuen, Aceh Utara itu mulai 5 Desember-11 Desember 2022. Tahap 3, sisa beberapa kabupaten kota lainnya mulai 12 Desember 2022.
"Target kita seluruh Aceh bisa mencapai 1,2 juta dosis vaksin. Sedangkan yang disiapkan Kemenkes ada 3 juta dosis yang akan didistribusikan ke seluruh Aceh," jelasnya.
Hanif mengatakan pada hari pertama pelaksanaan imunisasi massal di Pidie sempat banyak terjadi penolakan dari pihak orang tua. Namun, petugas kesehatan tidak pernah memaksa tetapi akan diberikan motivasi dan edukasi pentingnya imunisasi pada anak.
"Kemudian di hari kedua, sudah mulai berkurang sangat minimal yang menolak. Alasan ada yang menolak karena takut efek samping dan mereka menganggap vaksin itu tidak halal," terangnya.
Hanif meminta seluruh petugas kesehatan dapat menyampaikan informasi dan edukasi yang benar terkait manfaat imunisasi kepada masyarakat.
"Karena yang terjadi selama ini, ternyata banyak petugas kesehatan kita yang justru menyebarkan informasi yang tidak benar sehingga membuat masyarakat takut dan tidak mau anaknya diimunisasi," ungkapnya. (NR)