DIALEKSIS.COM | Jantho - Setelah libur Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Besar kembali melanjutkan aktivitas pembinaan dan pengawasan terhadap dayah (pesantren) di wilayah setempat. Fokus utama pada masa pascalibur ini adalah peningkatan mutu pendidikan dan pembinaan karakter santri.
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Besar, Abu Bakar, S.Ag., menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah program strategis guna memperkuat peran dayah sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal.
“Kami berharap semangat Idul Adha membawa nilai pengorbanan dan keikhlasan dalam mendidik generasi muda. Usai libur panjang ini, kami ingin memastikan seluruh dayah kembali aktif dan fokus pada pembinaan akhlak serta peningkatan kualitas pendidikan,” ujar Abu Bakar saat ditemui tim Media Center Aceh Besar di Kota Jantho, Selasa (10/6/2025).
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pimpinan dayah dalam membentuk karakter santri yang berwawasan luas namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman.
Dalam beberapa bulan ke depan, Dinas Pendidikan Dayah Aceh Besar akan melakukan monitoring terhadap implementasi salah satu program unggulan yang merupakan bagian dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar, Muharram Idris (Syech Muharram) dan Drs. Syukri A. Jalil. Program tersebut adalah penerapan pendidikan keislaman melalui inovasi “Beut Kitab Bak Sikula”, yaitu pembelajaran kitab kuning yang dilaksanakan di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Kabupaten Aceh Besar.
“Kami berharap visi dan misi Bupati Aceh Besar periode 2025“2030, yang menjadikan pendidikan agama Islam sebagai prioritas utama, dapat memperkuat pelaksanaan pendidikan Islami yang unggul di Aceh,” tambah Abu Bakar.
Terkait persiapan menghadapi Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Provinsi Aceh, Dinas Pendidikan Dayah Aceh Besar saat ini tengah menyusun langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan para santri atau kafilah yang akan mewakili Aceh Besar dalam ajang MQK ke-IV tersebut.
“Kami sedang memetakan potensi santri dari berbagai dayah serta membentuk tim pelatih dan pendamping untuk mendukung mereka tampil maksimal di ajang MQK,” ungkapnya.
Momentum Idul Adha tahun ini, lanjut Abu Bakar, menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan dayah dalam mencetak generasi Aceh yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia.[*]