Diskusi dan Peluncuran Buku "Mencintai Munir" Dalam Menyebarkan Semangat Juang
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
[Foto: Dialeksis/Auliana Rizky]
Pendampingan yang dilakukan Munir terhadap keluarga korban tragedi Beutong Ateuh, dan juga kasus-kasus kekerasan lainnya di seluruh Aceh, menyisakan ingatan mendalam bagi rakyat Aceh, baik bagi penyintas konflik maupun generasi muda di Aceh yang terinspirasi dengan rekam jejak perjuangannya.
Kelak, Munir dibunuh dalam perjalanan ketika hendak menempuh pendidikan ke Belanda dengan pesawat Garuda Indonesia. Hingga 18 tahun lamanya, kasus kematian Munir tak kunjung ditetapkan sebagai Pelanggaran HAM Berat dan cenderung dipetieskan.
Perilisan buku ‘Mencintai Munir’ yang ditulis oleh sang istri, Suciwati, merupakan bagian dari mengingat sosok Munir.
Buku ini menceritakan kesederhanaan Munir dalam kehidupannya sehari- hari, di mana orang-orang yang hidup di sekitar Munir turut merasakan energi positif atas keberadaannya.
Bahkan bagi mereka yang tidak mengenal langsung Munir, melainkan tahu kiprahnya melalui pemberitaan media massa, pun ikut merasa bangga dan semangat atas kerja- kerja Munir.
Dalam buku ‘Mencintai Munir’, Suciwati menyampaikan rangkaian kisah-kisah personal tentang cinta yang tumbuh, komitmen membangun kehidupan bersama, termasuk membesarkan anak- anak, yang kesemuanya diarungi dalam balutan dinamika situasi sosial politik kala itu.
Suciwati juga menyampaikan, kisah ini akan menjadi latar penting di balik kegigihan Munir dalam memperjuangkan penegakan HAM di Indonesia.
Selanjutnya » "Seluruh kisah itu dalam narasi percaka...