Donatur Seulawah 001 Itu Akhirnya Naik Pesawat
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM - Keinginan Nyak Sandang untuk bisa naik pesawat akhirnya terwujud. Ini merupakan salah satu keinginannya yang sudah lama dipendam, selain ingin menunaikan ibadah haji.
Nyak Sandang adalah warga Gampong Lhuet, Kecamatan Jaya, Kabupeten Aceh Jaya. Ia merupakan salah satu donatur pembelian pesawat Indonesia pertama bernama Dakota RI-001. Bahkan hingga kini, Nyak Sandang masih menyimpan bukti obligasi yang diterbitkan pemerintah era Presiden RI pertama Soekarno.
Kehadiran RI-001 menjadi cikal bakal maskapai plat merah, yakni PT Garuda Indonesia. "Info saya peroleh, Ayah (Nyak Sandang) berangkat ke Jakarta. Saya tidak ikut, Bang Khaidar dan Bang Maturidi dari ACT Acehmendapingi," kata Ataillah, cucu Nyak Sandang, Rabu (21/1).
Ataillah mengaku tidak mengetahui persis siapa yang mengundang kakeknya ke Jakarta. Termasuk dalam agenda apa. Ia juga tidak tahu kapan Nyak Sandang dan pendamping ACT Aceh berangkat ke Jakarta. "Kurang tahu siapa yang memfasilitasi ke sana," ujar Ataillah.
Nyak Sandang berangkat ke Jakarta memenuhi undangan salah satu stasiun televisi untuk mengisi sebuah program. Ia akan menceritakan kisahnya di sana.
Nyak Sandang berangkat ke Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, Aceh, Selasa (21/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Ia menumpangi maskapai penerbangan Batik Air. Sekarang, Nyak Sandang sudah berada di Jakarta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia memiliki pesawat pertama bernama Dakota RI-001. Burung besi itu merupakan hasil sumbangan masyarakat Aceh. Salah satunya adalah keluarga Nyak Sandang.
Nyak Sandang berkisah, saat itu masyarakat Aceh sangat antusias untuk menyumbang pembelian pesawat. Khususnya warga Lamno, Aceh Jaya. Seruan untuk menyumbang datang dari seorang ulama yang disegani dan dihormati. Adalah Abu Sabang atau Muhammad Idrus.
Sebelumnya, Abu Sabang berserta ulama lain dan Gubernur Aceh Daud Beureueh telah melakukan pertemuan dengan Presiden RI pertama Soekarno. Pertemuan berlangsung di Banda Aceh.
Mereka bermusyarawah sekaligus mendengarkan keinginan Soekarno terhadap rakyat Aceh. Yakni, keinginan Indonesia memiliki pesawat.
"Apa yang disampaikan Ayah Daud (melalui ulama) kepada rakyat ketika itu merupakan pesan dari Bung Karno. Permintaan Bung Karno. Makanya ketika itu Ayah Daud mengumpulkan semua ulama yang ada di Lamno," tutur Nyak Sandang, putra almarhum Tgk Ibrahim itu. (Jawa Pos)