Dosen FISIP UIN Ar-Raniry Tegaskan Pengungsi Rohingya Sebagai Isu Kemanusiaan
Font: Ukuran: - +
Diskusi Publik yang bertema “Necessity or Humanity (Rohingnya Refugees)” yang digelar oleh mahasiswa FISIP UIN Ar-Raniry menghadirkan Mumtazinur MA dan Faisal Rahman sebagai narasumber. [Foto: for Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Akademisi dari UIN Ar-Raniry Mumtazinur MA menyampaikan membahas mengenai Rohingya tentu dapat dilihat dari berbagai apek, seperti dari segi pandang politik dan hukum Internasional.
"Apakah Rohingya perlu dibantu? Apakah Rohingya menganggu pada kehidupan kita? Apakah ada paksaan untuk wajib ikut serta dalam menanggulangi pengungsi?," ucap Mumtazinur dalam Diskusi Publik yang bertema “Necessity or Humanity (Rohingnya Refugees)” yang digelar oleh mahasiswa FISIP UIN Ar-Raniry.
Dirinya mengungkapkan, Indonesia tidak ikut serta dalam tanda tangan pada konversi pada tahun 1967 dan 1950 pada saat itu Indonesia juga tidak ikut serta bertanda tangan.
"Namun, pengungsi Rohingya harus dijadikan sebagai isu Kemanusiaan dan Responsibillity to Protect," tegas Mumtazinur.
Sementara itu Faisal Rahman dari UNHCR menyampaikan sebenarnya Necessity or Humanity bukanlah sebuah pilihan, tapi saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
"Peran UNHCR dalam menangani kasus Rohingya ini tidak dapat di lihat dari satu sisi, tapi harus dilihat dari berbagai sisi. Oleh karena itu, UNHCR ditugaskan untuk membantu pengungsi Rohingya yang ada di dunia," jelasnya.
Faisal Rahman menyebutkan, isu Rohingya ini telah menjadi isu global dan hampir setiap tahunnya selalu dibahas di dalam forum-forum besar untuk dapat dipecahkan.
"Forum-forum besar mencoba mencari jalan keluar bagi pengungsi Rohingya yang tidak memiliki identitas, tempat tinggal, dan hak-hak lainnya yang seharusnya mereka dapat," tandasnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Kegiatan Diskusi Publik Ibnu Adam mengatakan diskusi ini diselerenggarakan untuk menyamakan perspektif terhadap pengungsi Rohingya, yaitu bahwasanya pengungsi itu dibantu karena Necessity or Humanity
"Dengan terselenggaranya diskusi publik ini, para mahasiswa berharap dapat mendorong perubahan nyata dan berkelanjutan dalam upaya membantu pengungsi Rohingya. Diskusi publik ini mencerminkan semangat kemanusiaan dan solidaritas mahasiswa Aceh dalam menghadapi isu global, serta komitmen kami mahasiswa untuk berkontribusi dalam solusi bagi para pengungsi Rohinya," pungkas Ibnu Adam.[*]