DPKA Dorong Pengelolaan Arsip dan Literasi untuk Masyarakat
Font: Ukuran: - +
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Dr. Edi Yandra saat mendampingi Bunda Literasi Aceh, Hj. Safriati, di ruang baca anak Perpustakaan Wilayah Aceh, Selasa (5/11/2024). [Foto: MC Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Dr Edi Yandra menegaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya memiliki dua peran penting, yaitu sebagai pengelola perpustakaan dan arsip di Aceh.
Dalam pengelolaan arsip, DPKA telah melaksanakan penilaian terhadap Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang telah menerapkan pengelolaan arsip dinamis sesuai pedoman yang berlaku.
Penilaian ini menggunakan sembilan indikator, seperti ketersediaan arsiparis, fasilitas penyimpanan atau record center, sarana dan prasarana kearsipan, serta prosedur pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan arsip statis ke lembaga kearsipan.
"Tahun ini, sembilan SKPA dinyatakan memenuhi kriteria dan akan menerima penghargaan sebagai SKPA terbaik dalam pengelolaan arsip," ungkap Dr. Edi Yandra, Selasa (5/11/2025).
Di bidang perpustakaan, DPKA bertanggung jawab untuk menyelenggarakan perpustakaan daerah sesuai amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007.
"Perpustakaan berperan sebagai pusat informasi dan literasi bagi masyarakat Aceh," jelas Dr. Edi.
Ia juga menyoroti peran Bunda Literasi, yang saat ini dipegang oleh Ibu Pj. Gubernur Aceh, sebagai motor penggerak peningkatan minat baca masyarakat Aceh. "Peran Bunda Literasi sangat penting untuk mendorong masyarakat lebih gemar membaca," tambahnya.
Sebagai upaya meningkatkan literasi, DPKA rutin menggelar berbagai kegiatan, seperti kampanye membaca, storytelling, pemilihan Raja dan Ratu Baca Aceh, lomba bertutur, hingga program inklusi sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan melalui akses perpustakaan.
Selain itu, DPKA juga mengadopsi aplikasi Inlislite guna mendigitalisasi layanan perpustakaan. "Dengan teknologi ini, kami berharap semakin banyak masyarakat tertarik untuk datang dan membaca," jelas Dr. Edi.
Inovasi DPKA lainnya adalah konsep “Mall Baca” yang menyediakan 18 fasilitas, termasuk ruang baca anak, ruang baca umum, ruang referensi, ruang bagi penyandang disabilitas, pentas seni, library theater, hingga kafe. Fasilitas ini menarik rata-rata 1.000 pengunjung setiap harinya.
Untuk layanan kearsipan, DPKA juga menyelenggarakan kunjungan diorama dan pemutaran film bertema sejarah dan arsip guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya arsip.
Dr. Edi Yandra menggarisbawahi pentingnya dukungan dari berbagai pihak, terutama Pj. Gubernur Aceh dan Bunda Literasi, dalam meningkatkan minat baca sebagai upaya mencerdaskan generasi mendatang.
"Kami berharap dukungan penuh dari semua pihak untuk mencerdaskan generasi Aceh di masa depan," tutupnya. [*]