Pakar Ekonomi dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Dr. Amri, SE, MSi .[Foto: Dok. Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Realisasi progres Keuangan dan tender Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) tahun 2021, mulai 14 Juli s/d 15 juli ditargetkan 34% dan baru terserap 26,74%, ini masih sangat rendah melihat saat ini sudah APBA sudah masuk di semester ke-2.

Hal itu disampaikan langsung oleh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK), sekaligus pengamat Ekonomi Dr. Amri S.E, M.SE kepada Dialeksis.com, hari Kamis (15/07/2021).

Pasalnya, Dr. Amri menyebutkan dari data LPSE Aceh, Total keseluruhan APBA 2021, Rp. 16.763.469.972.136,-, namun tender APBA hari ini, ada 547 paket dengan Pagu Rp. 925 Miliyar belum tayang dari 1.575 paket dengan total anggaran Rp 3,24 Trilliun, ditambah 115 paket Tender dana Otsus (DOKA) juga belum tayang dengan pagu Rp. 114 M dari 1.327 paket dengan total pagu Rp.1,7 T.

“Ini sangat disayangkan sejumlah paket tender yang ada saat ini, belum mampu menutupi ketertinggalan yang sedang kita alami, masih banyak tender paket belum tayang, kita ketahui APBA 2021 mencapai Rp. 16 Triliun, tapi sampai sekarang masih 26,74% terserap, ini bisa menimbulkan SiLPA lebih besar dari tahun lalu,” ungkapnya.

Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik hari ini, masih terealisasi 0,14% dari pagu Rp. 316 Miliyar, namun hanya DAK non Fisik realisasinya mencapai 40,56% dari pagu Rp. 1,46 T.

“Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Aceh masih bertahan sebagai provinsi termiskin di pulau Sumatera. Jika pemerintah Aceh terus lalai dalam mengelola APBA maka Aceh bisa jadi mendapat gelar provinsi termiskin se-nasional. Dana APBA ini uang rakyat sudah haknya dikembalikan untuk rakyat,” pungkasnya kepada Dialeksis.com. [ftr]