Dr. Bustami Abubakar: Sebetulnya Antropologi Aceh Jadi Kajian Favorit
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Foto: dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dr. Bustami Abubakar terpilih sebagai Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) Aceh periode 2021-2026 pada Sabtu (28/8/2021).
Kepada dialeksis.com Dr. Bustami yang baru saja terpilih menyampaikan rencana kedepan selama masa kepemimpinannya.
Pertama, secara internal ia akan memperkuat konsolidasi bahwa AAI secara pusat itu menetapkan AD ART untuk syarat-syarat untuk menjadi anggota AAI, untuk itu ia menginginkan seluruh antropolog yang tersebar di seluruh Aceh akan didata kemudian gabung menjadi anggota AAI.
"Soal kepengurusan itu, mereka didorong dan membangun komunikasi untuk bisa mengembangkan kajian antropologi daerahnya masing-masing," ujar Bustami.
Kedua, lanjutnya, secara eksternal dia akan melakukan kerja-kerja antropologi artinya Aceh hari ini sebetulnya kajian-kajian antropologi itu sangat terbuka dan sangat favorit.
"Karena sangat banyak sekali kajian kebudayaan itu, bahkan orang-orang yang bukan basic dari antropologi membuat kajian antropologi," sebutnya.
Kedepan, ia ingin membangun kerjasama dengan pemerintah kabupaten kota dan juga dengan komunitas Kabupaten kota sebagai perpanjangan tangan kerja antropologi di daerah masing-masing.
"Satu sisi, Aceh sebetulnya sangat favorit bagi kajian dan penelitian antropologi artinya sebenarnya memerlukan banyak antropolog untuk meneliti kebudayaan Aceh, tapi sisi lain peminat antropologi ini minim, hal itu perlu ada kerja sama juga dengan Perguruan tinggi, terutama kampus yang ada prodi antropologi contoh Universitas Malikussaleh," katanya.
"Kita ingin melihat jangan-jangan masih ada masyarakat yang belum paham apa itu antropologi sehingga mereka tertarik untuk belajar antropologi," ungkapnya.
Untuk itu, disinilah perlu peran para antropolog untuk memperkenalkan serta mensosialisasikan kepada generasi milenial terutama pelajar di bangku SMA, sehingga menjadikan antropologi sebagai pilihan ketika masuk ke PTN.
"Secara struktur tidak ada AAI di tingkat kabupaten kota, sejauh ini AD ART hanya mengatur AAI di tingkat provinsi, tetapi kawan-kawan di kabupaten kota boleh direkrut sebagai pengurus," tutupnya.