Dr. Wiratmadinata: Gerakan Radikalisme Menyusup Lewat Berita Hoax
Font: Ukuran: - +
Dekan Fakultas Hukum Universitas Abulyatama Aceh dan Pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Dr. Wiratmadinata, S.H., M.H. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ditengah beratnya tugas negara memerangi virus Covid-19, selama dua tahun terakhir, pada saat yang sama kelompok-kelompok radikal dan gerakan anti-pemerintah juga memanfaatkan situasi ini dengan menyebarkan hoax, fake news dan disinformasi yang tujuannya, mendiskreditkan pemerintah.
Dari rilis yang didapat oleh Dialeksis.com, Rabu (18/08/2021), hal tersebut disampaikan oleh Dr. Wiratmadinata, S.H., M.H, Dekan Fakultas Hukum Universitas Abulyatama Aceh, yang juga pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, di Banda Aceh, Senin (18/08/2021).
Berbicara di depan tokoh masyarakat dan para perwira di lingkungan Kodim 0101/Aceh Besar, dalam kegiatan Komsos (Komunikasi Sosial), Dr. Wiratmadinata, S.H., M.H, memaparkan tentang pentingnya menjaga dan memupuk wawasan Kebangsaan sebagai alat untuk Cegah-Tangkal radikalisme dan terorisme di Aceh.
"Seperti halnya virus, penyebaran faham-faham radikal saat ini terus-menerus dikembangkan dan direproduksi via media sosial, untuk membangkitkan amarah serta kebencian kepada negara dan pemerintah yang sah. Motivasinya adalah kepentingan politik tertentu," Kata Dr. Wiratmadinata, yang juga Ketua Bidang Hukum, Humas & Media massa FKPT Aceh.
Oleh karena itu, kata Dr. Wira, sapaan akrabnya, "kita tak boleh lelah menjaga spirit dan wawasan kebangsaan kita, agar terhindar dari paparan faham radikal."
Dengan mengutip beberapa sumber, termasuk dari pidato Menkopolkam saat silaturahmi dengan para dosen Perguruan Tinggi (PT) se-Indonesia baru-baru ini, Dr. Wiratmadinata menjelaskan, bahwa selama berlangsungnya pandemi Covid-19 di Indonesia, telah teridentifikasi setidaknya 870 berita hoax yang menyerang pemerintah. Berita-berita hoax ini umumnya menyerang pemerintah, seakan-akan pemerintah tidak bekerja, bahkan menipu rakyat sendiri.
"Nada dan sentimen berita-berita hoax ini narasinya, umumnya mencoba membenturkan semua kebijakan negara. Misalnya membenturkan, Pancasila, Konstitusi dan kebangsan dengan isu agama tertentu," ujar akademisi ini.
Selain itu disebutkan juga, setidaknya ada 278 hoax mengenai vaksin Covid-19, seakan-akan vaksin membahayakan, dan mengajak orang untuk menolak vaksin dan sejenisnya. Dan dilaporkan, ada 4.800 akun "bodong", yang sengaja dibuat untuk menyebarkan hoax, terutama lewat Medsos.
"Ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan," Kata Dr. Wira.
Salah satu solusi untuk menangkal radikalisme, terorisme dan separatisme, papar Wiratmadinata, adalah dengan meningkatkan Wawasan Kebangsaan sebagai upaya memperkuat Ketahanan Nasional. Selain itu wajib melakukan literasi media sosial dan internet, terutama untuk generasi muda.
"Ranah pertarungan konsep dan mindset semua bangsa sekarang ini adalah melalui internet dan medsos. Hal ini juga sama dengan upaya memerangi virus Covid-19, dimana untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadan bangsa, maka kita harus perangi "hoax" di Medsos, " ujar Dr. Wiratmadinata.
Dr. Wiratmadinata menyampaikan, kegiatan Komsos Kodim 0101/A. Besar, dibuka dan ditutup oleh Dandim Aceh Besar yang diwakili Kasdim Aceh Besar (Staf Kodim (Kasdim) 0101/Aceh Besar Letnan Kolonel Inf M. Fahdi, SH. (*)