Dyah Erti: Petani itu Keren
Font: Ukuran: - +
Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati menerima kunjungan Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pertanian salah adalah salah satu sektor yang mampu bertahan bahkan bertumbuh di masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, sangat penting untuk mensosialisasikan Petani itu Keren kepada generasi milenial agar sektor ini kian bangkit dan mampu menghasilkan komoditi unggulan di masa mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, saat menerima kunjungan Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar, di ruang tengah Meuligoe Gubernur Aceh, Jum’at (19/2/2021) sore.
“Aceh dikaruniai lahan yang subur dan terhampar luas. Oleh karena itu, penting untuk mensosialisasikan bahwa Petani itu Keren kepada kaum milenial. Apalagi, pertanian adalah sektor yang mampu bertahan bahkan bertumbuh positif di masa pandemi Covid-19 melanda dunia,” ujar Dyah Erti.
Dyah meyakini, dengan sosialisasi yang masif, kaum muda akan tertarik melirik sektor ini sebagai bidang yang digeluti di masa mendatang.
“Oleh karena itu, kami tentu sangat mendukung upaya untuk mendorong peran pemuda di sektor ini. Beberapa waktu lalu, Gubernur Aceh juga telah memberangkatkan sebanyak 25 petani milenial untuk magang di Thailand. Kita tentu berharap para petani milenial ini dapat mengaplikasikan berbagai ilmu yang didapat selama magang serta membagi pengalamannya kepada rekan muda lainnya,” kata Dyah Erti.
Dosen Teknik Arsitektur Universitas Syiah Kuala itu meyakini, dengan kemampuan penguasaan teknologi pertanian, para petani milenial mampu menggali dan mengolah hasil pertanian sehingga mampu memberi nilai tambah pada produk pertanian yang dihasilkan, serta akan sangat mendukung program one village one product yang selama ini digaungkan pemerintah.
Dyah Erti juga menjelaskan, untuk mendukung para petani dan Usaha Mikro Kecil Menengah, Pemerintah Aceh melalui Distanbun rutin menggelar Pasar Tani. Namun karena pandemi Covid-19, kegiatan ini dihentikan untuk sementara.
“Aceh juga rutin menggelar Pasar Tani. Sebulan dua kali kita gelar. Jadi, produk pertanian kita jual fresh from the farm, langsung dari kebun petani, jadi masih segar sayurnya. Selain itu, produk olahan dari UMKM juga tersedia di Pasat Tani. Namun karena pandemi, Pasar Tani harus kita hentikan sementara,” sambung Dyah Erti.
Senada dengan Dyah Erti, Staf Khusus Presiden RI Billy Mambrasar menjelaskan, melalui program Millenial Agriculture Project (MAP) dirinya mendapat tugas untuk mencetak 100 ribu petani milenial di 10 provinsi yang akan menjadi fokus program ini.
“Melalui program MAP ini, kami mendapat tugas dari Pak Presiden untuk mencetak 100 ribu petani milenial di 10 provinsi yang akan diintervensi, termasuk Aceh. Jadi, di Aceh nanti kita akan mencari 10 ribu petani milenial. Setidaknya ada 4 tahap sosialisasi yang akan kita lakukan, yaitu From zero to Farmer, from Farmer to Agropreneuer, from Agropeneuer to Technopreneuer dan from Technopreneuer to Exportir,” ujar Billy.
Pada tahap awal, sambung Billy, kita akan merekrut dan fokus mengubah cara pandang kaum milenial terkait dunia pertanian.
“Pada tahap awal, yaitu From zero to farmer, kami sangat sepakat dengan apa yang Ibu sampaikan tadi, bahwa cara pandang kaum milenial harus kita rubah, dan saya sangat setuju dengan Ibu, bahwa Petani itu Keren harus kita sosialisasikan kepada kaum milenial, agar sektor ini dilirik dan digeluti oleh kaum muda,” sambung Billy.
Billy menjelaskan, selama di Aceh, dirinya telah berkunjung ke delapan kabupaten/kota untuk mensosialisasikan program MAP ini. Kedelapan kabupaten/kota itu adalah Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulussalam dan Singkil.
Pertemuan dimoderatori langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh. Kegiatan yang berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat ini juga dihadiri oleh pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Aceh, Pemuda Tani HKTI serta Duta Tani Milenial Aceh.