Eksistensi Partai PIA kembali Hadir di Aceh, Begini Kata Akademisi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Partai Islam Aceh (PIA) merupakan salah satu partai lokal baru yang ada di Aceh. Partai ini telah didirikan pada tahun 2016 lalu dan pernah mendaftar Pemilihan Umum Legislatif Indonesia tahun 2019, akan tetapi tidak lolos verifikasi administrasi.
Kemudian, baru-baru ini PIA mulai menunjukkan eksistensinya kembali. Beberapa hari yang lalu, PIA telah melakukan Fokus Group Discussion (FGD) untuk sosialisasi dan menjaring masukan dari berbagai elemen masyarakat. FGD tersebut dilakukan di Grand Hotel Lambhuk, Banda Aceh, Sabtu (9/1/2021) kemarin.
Menanggapi hal itu, Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Ramzi Murzikin menyampaikan, kehadiran sebuah partai lokal baru di Aceh telah diatur dalam Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA). Ia berharap, partai lokal baru itu bisa menjaring konstituen kehidupan partainya.
“Beberapa partai lokal yang hadir hari ini di Aceh kan yang muncul hanya hidup mesin partainya saja. Jadi, ketika menghidupkan partai lokal baru tanpa menghidupkan mesin partainya maka justru kemudian partai itu tidak akan hidup. Perlu meningkatkan sistim kepartaiaannya dan sistim internalnya juga,” kata Ramzi saat dihubungi Dialeksis.com, Selasa (12/1/2021).
Ia berujar, sisi perjuangan partai lokal di Aceh biasanya melihat pada identitas wilayah lokalnya. Oleh karena itu, lanjut Ramzi, jika pola perjuangan partai PIA lebih mengarah ke ranah penerapan syariat Islam di Aceh maka PIA diharapkan mampu perhatian pada isu-isu seputar syariat Islam yang ada di Aceh.
Kemudian, lanjut Ramzi, sebuah partai lokal yang baru dibentuk pada segmentasi ke Islaman, maka yang perlu diprioritaskan adalah menghidupkan mesin partai dan pada penguatan program-program.
Dengan begitu, kata Ramzi, Patai Islam Aceh ini bakal memperoleh kemenangan pada fase Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kedua nanti.
Dengan hadirnya partai lokal baru itu di Aceh, Ramzi berharap agar Partai Islam Aceh (PIA) ini bisa berpegang teguh pada prinsip dan merepresentasikan masyarakat Aceh seutuhnya.
Semoga fokusnya tidak hanya pada lingkup kecil tapi ia harus mampu secara universal, merangkul semua masyarakat, semua aspirasi. Jangan nanti hanya mementingkan kepentingan kelompoknya saja, kan partai itu juga hadir karena keinginan masyarakat Aceh,” pungkasnya.