DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Empat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) melakukan kunjungan benchmarking ke Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Selasa (25/11/2025). Kegiatan ini difokuskan pada penguatan tata kelola institusi, peningkatan standar mutu akademik, serta pengelolaan jurnal bertaraf internasional.
Perguruan tinggi yang hadir meliputi UIN Syekh Wasil Kediri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, dan UIN Sumatera Utara Medan. Delegasi mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari penandatanganan kerja sama, kuliah tamu, hingga diskusi peningkatan kualitas jurnal ilmiah.
Kegiatan berlangsung di Gedung Pascasarjana, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Rumah Jurnal UIN Ar-Raniry Banda Aceh serta Pusat Layanan Internasional (PLI) UIN Ar-Raniry. Pada kesempatan itu, UIN Ar-Raniry dan UIN Kediri menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), Memorandum of Agreement (MoA), dan Implementation Agreement (IA) sebagai dasar penguatan kolaborasi akademik.
Rombongan UIN Kediri dipimpin Wakil Rektor III, Prof H M Dimyati Huda. UIN Jakarta diwakili Wakil Direktur Pascasarjana Prof Dr Yusuf Rahman MA. Sementara Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan, Prof Dr H Muhammad Darwis Dasopang MAg memimpin langsung delegasi kampusnya.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman MAg menyambut langsung para delegasi. Ia menegaskan bahwa penguatan tata kelola dan peningkatan kualitas jurnal ilmiah merupakan salah satu fokus utama UIN Ar-Raniry.
“Benchmarking ini sangat relevan dengan agenda besar UIN Ar-Raniry untuk memperkuat tata kelola universitas. Kami ingin memastikan bahwa mutu akademik, akreditasi, dan manajemen jurnal kita berjalan pada standar yang setara dengan kampus rujukan nasional, bahkan internasional,” ujar Mujiburrahman.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan berbagai PTKIN merupakan strategi penting untuk mempercepat peningkatan kualitas.
“Dalam isu jurnal internasional, kami mendorong setiap prodi dan pengelola jurnal untuk berani melangkah menuju indeksasi global. Pertemuan ini membantu kita bertukar praktik baik dan menyatukan langkah dalam manajemen publikasi ilmiah,” lanjutnya.
Wakil Rektor III UIN Kediri, Prof Dimyati Huda, menilai Aceh memiliki potensi besar sebagai pusat pengembangan pendidikan internasional.
“Aceh ini berbeda, budaya dan suasananya menenangkan. Letaknya yang dekat dengan Brunei, Cina, dan Arab Saudi juga sangat strategis untuk pengembangan pendidikan internasional,” kata Dimyati.
Ia menegaskan bahwa pihaknya datang untuk belajar dari pengalaman UIN Ar-Raniry dalam tata kelola Pascasarjana dan pengelolaan jurnal.
Wakil Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Prof T Zulfikar mengapresiasi kedatangan seluruh delegasi. Ia menyebut kegiatan ini memperkuat jejaring akademik antarlembaga dan membuka peluang program lanjutan.
“Kolaborasi ini diharapkan menghasilkan kerja sama konkret, seperti pertukaran dosen, riset kolaboratif, serta peningkatan kapasitas pengelola Pascasarjana,” ujarnya.
Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian benchmarking UIN Ar-Raniry sepanjang November 2025. Sebelumnya, kampus tersebut telah menerima kunjungan dari UIN Suska Riau, UIN Sunan Gunung Jati Bandung, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan UIN Cirebon. []