Rabu, 27 Agustus 2025
Beranda / Berita / Aceh / FBA Luncurkan Program Tiga Tahun ke Depan di Aceh Besar, Fokus Isu Disabilitas Hingga Masalah Iklim

FBA Luncurkan Program Tiga Tahun ke Depan di Aceh Besar, Fokus Isu Disabilitas Hingga Masalah Iklim

Rabu, 27 Agustus 2025 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Bangun Aceh (FBA) melaunching proyek bersama tiga tahun ke depan (2025-2028) di Kabupaten Aceh Besar. Foto: for Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Bangun Aceh (FBA) melaunching proyek bersama tiga tahun ke depan (2025-2028) di Kabupaten Aceh Besar. 

Peluncuran proyek berjudul Building Economic Resilience and Sustainable Communities in Aceh (Membangun Ketahanan Ekonomi dan Masyarakat Berkelanjutan di Aceh) ini berlangsung di Hotel The Pade, Darul Imarah, Selasa (26/8/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Aceh Besar yang diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, M. Ali, S.Sos, M.Si, Kepala Bappeda Aceh Besar, Rahmawati, S.Pd, M.Si, Perwakilan CBM Global Indonesia, Mardiana, Ketua Pembina FBA, Dr. Muzakkar, Direktur Eksekutif, Dr. Syaifullah Muhammad, perwakilan organisasi Disabilitas, perwakilan BMKG Aceh, dan para pejabat OPD terkait di lingkup Aceh Besar.

Sekedar diketahui, FBA telah bekerja di Aceh sejak tahun 2005, dan fokus pada bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Sejak tahun 2017 dan hingga saat ini, isu disabilitas adalah satu segmentasi kunci yang menjadi fokus utama dalam proyek pembangunan yang dilaksanakan FBA.

Dalam menjalankan program di Aceh, FBA bekerja sama dengan CBM Global, dengan dukungan pendanaan dari Australian Aid melalui Australian NGO Cooperation Program (ANCP).

Untuk periode tahun 2025-2028, ada tiga komponen utama proyek bersama yang dijalankan FBA di Aceh Besar. Proyek ini difokuskan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lhoknga dan Simpang Tiga.

Pertama; Livelihood untuk orang dengan disabilitas dan kelompok berisiko lainnya, dengan pendekatan graduasi (graduation approach). Ini adalah pendekatan komprehensif untuk meningkatkan pendapatan dan ketangguhan ekonomi keluarga, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrim. 

Kedua; Sekolah Lapang Iklim (SLI), yaitu sebuah program edukasi dan pemberdayaan secara berkelompok untuk petani agar mampu menghadapi perubahan iklim, dengan pembelajaran dan praktik di lapangan. Akan ada 4 SLI di dua Kecamatan di Aceh Besar. 

Ketiga; Advokasi tingkat gampong, dan kabupaten. Di tingkat gampong, proyek ini membangun ketangguhan masyarakat secara inklusif dalam menghadapi risiko bencana, termasuk akibat perubahan iklim, di beberapa gampong. Di tingkat kabupaten, advokasi fokus pada kebijakan untuk lebih inklusif disabilitas. 

Direktur Eksekutif FBA, Dr. Ir. Syaifullah Muhammad, ST, M.Eng menyampaikan, program tiga tahun ke depan yang diluncurkan itu sangat bermanfaat karena menyentuh langsung kepentingan masyarakat Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Besar.

“Program yang didesain dalam tiga tahun ke depan sesuai dengan kepentingan masyarakat Aceh dalam hal pemberdayaan ekonomi. FBA bersama CBM berharap program yang ada ini akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

Sementara Project Lead FBA, Asnawi Nurdin, S.Pd, M.Ed menjelaskan, proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan disabilitas, dan kelompok beresiko lainnya di Aceh Besar, dengan fokus utama proyek pada sektor mata pencaharian.

“Proyek yang akan berlangsung hingga Juni 2028 ini merupakan proyek yang mengintegrasikan isu disabilitas, mata pencaharian, perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana,” jelasnya.

Disebut Asnawi, bagian dari proses rancangan dan finalisasi proyek yang diluncurkan untuk tiga tahun kedepan, tim FBA telah berkonsultasi dengan pemangku kepentingan yaitu organisasi penyandang disabilitas, perwakilan masyarakat, organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Aceh Besar yaitu Dinas Sosial, BAPPEDA, Dinas Pertanian, DLHK, dan DPMG. 

“Kemudian tim FBA juga berkonsultasi BMKG Klimatologi, praktisi mata pencaharian masyarakat, praktisi perubahan iklim dan kebencanaan di Aceh,” jelasnya.

“Setelah proyek ini disetujui, selanjutnya FBA melakukan sosialisasi kembali kepada pemangku kepentingan. Ini kami lakukan secara terkoordinasi melalui satu acara peluncuran proyek. Peluncuran ini juga menjadi satu momentum konsolidasi kemitraan dan hubungan antara FBA, mitra, dan pemangku kepentingan,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
17 Augustus - depot
sekwan - polda
bpka