Festival Kenduri laot Ajang Peningkatan Kunjungan Wisatawan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Sabang - Kementerian Pariwisata RI diwakili oleh Staf Khusus Bidang Percepatan Calender of Event Tasbir Abdullah membuka Festival Khanduri Laot (Kenduri Laut) 2019 dari Sabang untuk Indonesia, yang ditandai dengan pemukulan rapai di Terminal Pelabuhan CT-3 Pasiran, Sabtu (30/3/2019).
Festival Khanduri Laot ini merupakan pelestarian adat budaya warisan leluhur tradisi masyarakat pesisir, yang bertujuan sebagai ajang promosi meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sabang juga sebagai bentuk rasa syukur nelayan atas rezeki yang didapatkan.
Dalam sambutannya Tasbir menyambut baik upaya Pemerintah Kota Sabang untuk mengangkat potensi budaya Khanduri Laot, "Orang Aceh kalau dengar Khanduri pasti senang, karena orang Aceh sangat gemar berkhanduri, sehingga difestivalkan agar dapat dinikmati oleh wisatawan," ungkapnya.
Tasbir menyebutkan, Sabang salah satu pulau yang sudah mendapatkan prioritas yang dicanangkan sebagai pulau pariwisata oleh Kementerian Pariwisata, "Presiden dan wakilnya beserta para menteri sudah ke Sabang, ini pertanda pariwisata di Sabang akan dikembangkan, konsekuensinya sebagai pulau wisata halal sesuai dengan adat istiadat di Aceh," jelasnya.
Tasbir mengaku Kementerian pariwisata memilih mengkurasi event-event yang ada di daerah untuk dijadikan event nasional dan dipromosikan ke internasional, "Khanduri Laot ini salah satu event yang layak kita angkat," katanya.
Ia menambahkan, Sabang adalah pulau yang paling bersih dan aman. "Segala jenis kendaraan tidak perlu dikunci artinya bebas dari pencurian," sebutnya.
Di tempat yang sama Wali Kota Sabang Nazaruddin dalam sambutannya mengatakan, masyarakat Aceh memiliki kekayaan budaya dan adat yang terus dipertahankan secara turun menurun, namun seiring dengan perkembangan zaman semangat untuk melestarikan budaya daerah kian memudar.
Nazaruddin menyebutkan, ini merupakan akibat arus globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi yang telah mempengaruhi aspek kehidupan termasuk kebudayaan suatu daerah. "Atas dasar inilah Pemerintah Kota Sabang untuk kedua kali menyelenggaran festival ini dalam upaya melestarikan adat budaya warisan, sehingga menjadi sarana untuk memperkuat hubungan sosial antara sesama," ujarnya.
Khanduri Laot sebagai sarana menyosialisasikan kembali aturan atau hukum laut yang telah digariskan oleh nenek moyang. "Semoga acara ini dapat terus kita laksanakan setiap tahun secara berkesinambungan," harapnya.
Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai perlombaan di antaranya lomba hias perahu nelayan, pentas pesona budaya pesisir, pameran produk kreativitas budaya pesisir, lomba masak kuah beulangong, Boat night exhibition dan lomba kayuh perahu naga. (jl/ri/Diskominsa Aceh)