Beranda / Berita / Aceh / Film "Beton Sakti" Jerman-Aceh Diputar Perdana di Bioskop Kampus ISBI Aceh

Film "Beton Sakti" Jerman-Aceh Diputar Perdana di Bioskop Kampus ISBI Aceh

Kamis, 27 Februari 2025 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Prodi seni teater menggelar pemutaran film serta diskusi “ Beton Sakti”, Rabu (26/2/2025) di gedung Auditorium Kampus setempat. [Foto: dok. ISBI Aceh]


DIALEKSIS.COM | Jantho - Program studi seni teater ISBI Aceh menggelar pemutaran film serta diskusi “ Beton Sakti” pada Rabu (26/2/2025) di gedung Auditorium Kampus setempat. Kegiatan pemutaran film ini sebagai bagian dari program Bioskop Kampus yang dicanangkan oleh Prodi Teater ISBI Aceh. 

Film Beton Sakti adalah hasil produksi dari kelas kolaborasi dengan praktisi Nasional dan Internasional yang dilaksanakan oleh Prodi Seni Teater ISBI Aceh. 

Kaprodi Seni Teater, Dr. Teuku Afifuddin, M.Sn dalam laporannya menyampaikan bahwa Kelas kolaborasi ini menghadirkan filmaker Alfred Banze dari Jerman dan seniman sekaligus aktor teater dan film Agus Nur Amal, seniman Aceh yang berkarir di Nasional. 

“Program ini adalah bagian dari pembelajaran di Prodi Seni Teater, dimana mahasiswa tidak hanya belajar tentang akting di panggung tapi juga di media lain, seperti video dalam bentuk film atau konten digital," ucap Afifuddin.

Dalam Kegiatan ini, kedua praktisi berkolaborasi dengan dosen dan mahasiswa Prodi Seni Teater, Karawitan, dan Seni Rupa Murni dan juga alumni. kedua praktisi datang ke ISBI Aceh menggunakan biaya sendiri, dari mulai transportasi, penginapan bahkan makan mereka tanggung sendiri. 

“Kita dari Prodi hanya memfasilitasi tempat dan konsumsi selama kegiatan. Ini jarang terjadi, kalau bukan karena estetika” tegas Afifuddin.

Kelas kolaborasi dengan praktisi Nasional dan Internasional ini di persiapkan agar mahasiswa prodi seni teater kedepan siap menghadapi tantangan dunia usaha dan dunia industri. Mahasiswa diharapkan mampu melihat perkembangan keilmuan sejak di bangku kuliah sehingga ketika lulus mereka bukan hanya menjadi pekerja, tapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan. 

“Para mahasiswa dan alumni belajar secara praktik bagaimana memproduksi sebuah karya film dan juga terlibat sebagai aktor sekaligus kru," sebutnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Ratri Candrasari, M.Pd dalam sambutannya mengatakan bahwa ISBI Aceh sangat senang dan berterimakasih kepada kedua praktisi yang datang dan bekolaborasi dengan dosen, mahasiswa dan alumni ISBI Aceh. 

Menurut Ratri, program kelas kolaborasi yang dilaksankan oleh Prodi Teater merupakan bagian dari kerjasama antara ISBI Aceh dan Camping Akademie e.V. dari Jerman. Kelas kolaborasi dengan praktisi adalah sebuah kegiatan yang penting, karena mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar tidak hanya dari dosen, tapi juga dari praktisi dan kali ini langsung dari dua praktisi nasional dan internasional. 

“Kita berharap kegiatan kelas kolaborasi dengan praktisi seperti ini terus dilaksanakan oleh prodi seni teater dan juga oleh setiap program studi yang ada di ISBI Aceh” tegasnya.

Dalam Diskusi yang dipandu oleh Inas Ghina, dosen Prodi Bahasa Aceh, Alfred menyampaikan bahwa produksi film Beton Sakti berdurai 08,50 menit ini bukanlah produksi film komersial dengan alat-alat mahal dan mewah. Film ini merupakan film eksperimen milik bersama semua yang terlibat. 

Menurut Afifuddin, film ini menggunakan konsep peugah haba atau tradisi lisan, dimana apa yang ditonton oleh penonton adalah hasil dari apa yang dilihat, didengar oleh Alfred tanpa ada naskah tertulis di awal. Improvisasi sangat kuat dalam proses ini. Dengan satu kamera, Alfred mampu menghasilkan gambar-gambar estetik dengan lokasi di kampus ISBI Aceh dan perkebunan Desa Jantho lama. 

Alfred menenkankan bahwa kreatifitas dan aktivitas kesenian tidak melulu soal fasilitas mewah, tapi yang paling penting justru gagasan dan disiplin. 

Senada dengan itu, Agus Nur Amal juga menyampaikan bahwa poin utama dalam kerja kesenian yaiu kerelean. 

"Rela belajar, rela mencipta, rela merendah diri, rela berbagi dan rela menjadi bagian dari orang banyak. Jika hal itu sudah ditanamkan, maka ativitas kesenian apapun akan menghasilkan karya yang mahal," jelasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI