FKH USK dan UKM HiMPHarsia Koordinator Supervisi Penyembelihan dan Pemeriksaan Hewan Qurban
Font: Ukuran: - +
Supervisi Peneyembelihan dan Pemtongan hewan qurban telah menjadi program tahunan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK) Bersama UKM HiMPharsia Sebagai koordinator kegiatannya. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Supervisi Penyembelihan dan Pemotongan hewan qurban telah menjadi program tahunan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK) Bersama UKM HiMPharsia sebagai koordinator kegiatannya. Setiap tahun menjelang Hari Idul Adha ditugaskan sumber daya manusia yang ada (Dosen, Dokter Hewan, dan mahasiswa PPDH,PDH dan D3 yang dikoordinasikan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa HiMPHarsia. Selain dari dalam kampus, kegiatan ini juga menampung partisipasi beberapa mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UTU (Universitas Teuku Umar). Yang akan dilaksanakan di seluruh provinsi di Pulau Sumatera dan beberapa titik di Pulau Jawa.
Pemeriksaan hewan Qurban oleh FKH USK dan UKM HiMPHarsia. [Foto: Ist]Hari pelaksanaan disesuaikan, dengan sebelumnya berkoordinasi dengan panitia di setiap gampong/dusun/masjid/meunasah. Tim yang diterjukan setiap lokasi berjumlah antara 7-10 orang, yang dikoordinasi langsung oleh dosen pembimbing yang ditunjuk oleh FKH USK.
Kegiatan pemantauan sangat penting dilakukan sebagai upaya dalam memastikan bahwa hewan qurban sehat atau layak untuk disembelih sehingga memenuhi kriteria Aman, sehat, utuh dan halal atau sering dikenal ASUH. Pelaksanaan penilaian hewan qurban dilakukan mulai saat pembelian, transportasi, pengistirahatan sebelum pemotongan, proses pemotongan, dan penilaian penyelesaian pemotongan. Kegiatan tersebut lebih dikenal dengan istilah pemeriksaan antemortem dan postmortem.
Tujuan dari pemeriksan antemortem (Pemeriksaan Sebelum Hewan Disembelih) yaitu memastikan bahwa hewan dalam hal ini sapi/kerbau/kambing/domba yang akan disembelih dipastikan dalam keadaan sehat. Pemeriksaan antemortem ini meliputi pemeriksaan dengan melalui berbagai metode, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi. Pemeriksaan postmortem atau pemeriksaan setelah hewan dipotong (disembelih) dilakukan dengan teliti pada bagian-bagian Karkas, Karkas sehat tampak sama dengan warna merah merata dan lembab.
Ketua panitia Muhammad Razaq Khan, mengatakan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memonitoring dan juga mengedukasi masyarakat tentang daging yang ASUH, serta sebagai bentuk pedulinya HiMPHarsia terhadap masyarakat sekitar.
Ia berharap, adanya kegiatan ini dapat menjadi cerminan bagi masyarakat bahwa mahasiswa kedokteran hewan sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Dengan terus memonitori pemotongan hewan qurban agar masyarakat terhindar dari penyakit zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia).
Terakhir, Ia juga mengatakan, bahwa pelaksanaan kegiatan ini telah mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan, sehingga diharapkan pula mahasiswa menjadi contoh masyarakat.
“Serta mahasiswa dapat menjadi contoh untuk masyarakat dalam menaati prokes di masa pandemi Covid-19 pada saat ini,” katanya.
Dosen pembimbing (dr. drh Hafizuddin, M.si) berkomentar, bahwa kegiatan ini adalah bentuk pengabdian dari sivitas USK kepada masyarakat di samping kegiatan Tridharma lainnya (pendidikan dan penelitian). Dengan adanya kegiatan ini diharapkan, daging hewan qurban yang akan dikonsumsi oleh masyarakat telah memenuhi unsur Aman, Sehat, Utuh, Halal atau lebih dikenal ASUH. (*)