Sabtu, 04 Oktober 2025
Beranda / Berita / Aceh / FKUB Tegaskan Komitmen Jaga Kerukunan dan Toleransi di Aceh

FKUB Tegaskan Komitmen Jaga Kerukunan dan Toleransi di Aceh

Jum`at, 03 Oktober 2025 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : MRZ

Rapat Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Tahun 2025 yang berlangsung di Hotel Winton, Kota Lhokseumawe, Jumat (3/10/2025). [Foto: dok. dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Aceh kembali menegaskan komitmennya sebagai daerah yang religius sekaligus terbuka terhadap keragaman. Hal itu tercermin dalam Rapat Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Tahun 2025 yang berlangsung di Hotel Winton, Kota Lhokseumawe, Jumat (3/10/2025).

Ketua FKUB Aceh, Hamid Zein, SH., M.Hum, menegaskan pihaknya berkomitmen meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam menjaga kerukunan umat beragama. “Solidaritas yang terjalin akan memperkuat ketahanan daerah, termasuk dalam menyukseskan pembangunan Aceh ke depan,” ujarnya.

Mewakili Bupati Aceh Utara, Asisten I Setdakab Aceh Utara, Dr. Fauzan, S.STP., MPA, menyampaikan bahwa ruh keberadaan FKUB sejalan dengan nilai-nilai Surat Al-Hujurat yaitu menumbuhkan persaudaraan, menghindari perpecahan, dan menjaga toleransi. Aceh sebagai Serambi Mekkah akan semakin bernilai bila diiringi keterbukaan dan penghargaan terhadap sesama. Dengan berlandaskan ruh Al-Hujurat, FKUB memastikan syariat Islam berjalan seiring dengan nilai kerukunan dan persaudaraan, jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Aceh Fadlullah, SE., yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol Aceh, Dedy Yuswadi, AP, menekankan bahwa kerukunan adalah fondasi pembangunan. 

"Tema yang diusung FKUB, "Perkuat Kerukunan Hidup Umat Beragama untuk Tercapai Masyarakat yang Bersatu, Adil, dan Makmur", sangat relevan dengan kebutuhan bangsa. Kerukunan bukan sekadar nilai moral, tetapi juga kebijakan strategis negara yang harus kita dukung bersama," katanya.

Ia juga menyinggung program Early Warning System (EWS) Si-Rukun dari Kementerian Agama sebagai instrumen penting mencegah potensi konflik berbasis keagamaan. 

"FKUB menjadi ujung tombak, karena forum inilah yang paling dekat dengan denyut kehidupan masyarakat," tegasnya.

Dedy menambahkan, Aceh dengan sejarah panjang syariat Islam dapat menjadi contoh daerah yang damai, inklusif, dan terbuka terhadap keragaman. 

"Mari kita jadikan FKUB sebagai wadah memperkuat ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia)," pungkasnya.[mrz]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI