Garam Jangka Kuasai 7 Pasar Kabupaten di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Fajri Bugak
DIALEKSIS.COM | Bireuen - Petani Garam di Gampong Tanoh Anoe Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh mengaku komoditi garam yang diolah secara tradisional sudah mampu menguasai 7 pasar kabupaten/kota di Aceh.
Roslaini (55 ) petani Garam di Gampong Tanoh Anoe Kabupaten Bireuen menjelaskan hasil produksi garam Jangka baru mampu menguasai pasar di 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
"Adapun tujuh Kabupaten/kota di Aceh yang dipasok pemasaran garam Jangka hanyalah , Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe," kata Roslaini saat ditemui Dialeksis.com, Minggu (4/6/2023) saat sedang mengolah garam.
Katanya setiap hari para pedagang garam dengan kenderaan sepeda motor setiap pagi membawa dagangan garam ke berbagai kabupaten di Aceh.
Petani garam mengaku ada kesulitan usaha yang dijalaninya itu, bila saat tertentu pasokan garam bibit madura susah didapat disertai kenaikan harga bibit.
"Biasanya harga satu zak bibit garam mencapai Rp 150 ribu, kadang-kadang bisa naik Rp 200 rb,"sebut Roslaini.
Untuk itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Bireuen dapat membantu modal usaha para petani garam untuk menunjang berbagai kebutuhan dalam proses penyulingan air asin, kayu bakar dan pembelian bibit garam.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh pemuka masyarakat setempat Zulkarnaini, para perajin garam yang yang mempunyai tempat usaha garam menerima garam bibit madura yang dipasok oleh pedagang.
Menurut Zulkarnaini para petani Garam disini membeli bibit dari Madura yang di antar ketempat oleh merekas setiap minggu mencapai belasan ton.
"Bibit garam dibawa dengan truk ketempat usaha garam. Usaha Garam disini mencapai 40 dapur di Tanoh Anoe dan Jangka Keutapang, Kecamatan Jangka," pungkas Zulkarnaini.