Gelombang Tinggi, BMKG Imbau Masyarakat Tak Melaut Dulu
Font: Ukuran: - +
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Aceh Besar memberi peringatan, terutama nelayan agar jangan melaut akibat gelombang tinggi mencapai lima meter lebih berpotensi di perairan Aceh.
"Untuk sepekan ke depan, gelombang laut kita diperkirakan lebih dari lima meter di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Jumat.
Selain gelombang, hembusan angin kencang dari arah Barat di Aceh dengan kecepatan mencapai 60 kilometer per jam atau lebih, berpotensi terjadi dalam kurun waktu yang sama di lautan.
Cuaca ekstrim seperti ini wilayah perairan di Aceh juga disebabkan akibat pengaruh dari fenomena gerhana bulan total yang terjadi pada tanggal 28 Juli 2018 dini hari nanti.
"Kita imbau sementara bagi nelayan, dan pengguna jasa pelayaran untuk tingkatkan kewaspadaan. Jika perlu, jangan melaut bila cuaca tidak memungkinkan," tegasnya.
Pihaknya telah mengeluarkan prakiraan tinggi gelombang perairan Aceh berlaku dalam beberapa hari ke depan, seperti wilayah perairan Utara-Timur Aceh sekitar 0,5 hingga satu meter.
Wilayah perairan Selat Malaka bagian Utara sekitar 0,5 sampai tiga meter, perairan Barat-Selatan Aceh berkisar 1,5 hingga 3,5 meter, perairan Banda Aceh-Sabang sekitar 0,5 sampai empat meter, dan Samudera Hindia Barat Aceh berkisar dua hingga lima meter.
"Imbauan BMKG, sedapat mungkin tidak melakukan kegiatan melaut untuk mencegah jatuhnya korban jiwa," lanjutnya.
Dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat dilaporkan, cuaca buruk yang melanda wilayah perairan laut Aceh Barat, Aceh, mengakibatkan harga jual ikan segar melambung karena terbatasnya pasokan, sementara permintaan cukup tinggi.
"Badai kali ini sangat dirasakan dampaknya oleh para nelayan, bukan hanya itu para pedagang ikan pun juga mengalami komplain dari pembeli sebab harga ikan yang terus melonjak tinggi," kata Idris Usman, salah seorang pedagang ikan.
Ia mengaku, gelombang pasang terjadi di bibir pantai, dan gelombang tinggi di tengah lautan telah berlangsung hampir dua pekan terakhir. Nelayan yang menggunakan armada berkapasitas di bawah lima grosstonage (GT) tidak berani melaut karena takut digulung gelombang.
Dia mengemukakan angin kencang yang menggoyang-goyang armada nelayan berukuran kecil, sesekali dihempas di bagian badan perahu hingga nyaris tenggelam saat berhadapan dengan gelombang besar ketika keluar di mulut muara.
"Semua itu pengaruh cuaca, nelayan takut melaut, tadi pagi ada kapal cepat yang hendak melaut tapi pulang lagi karena cuaca sangat ekstrem," ujarnya saat ditemui di lokasi Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan.