Gemakan Jaga Pangan untuk Mengawal Ketahanan Pangan di Berbagai Wilayah Perbatasan
Font: Ukuran: - +
[Dok. Kementan for Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Sabang - Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian menginisiasi Program Jaga Pangan untuk mendukung program-program Kementerian Pertanian berjalan tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran.
Program ini bertujuan menjaga ketersediaan, keamanan dan stabilitas pangan. Setelah secara resmi dicanangkan oleh Menteri Pertanian pada 20 April 2022 di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta.
Program Jaga Pangan digerakkan mulai dari wilayah perbatasan seperti Miangas, Rote, Entikong, Sabang dan juga wilayah perbatasan Indonesia lainnya.
Harapannya agar dapat mewujudkan Kedaulatan Pangan dengan membangun Ketahanan Pangan dari titik-titik terluar Indonesia.
Pangan merupakan sektor yang sangat penting untuk membangun bangsa dan negara yang lebih maju dan berkembang, sekaligus tolak ukur dari kesejahteraan rakyat.
Pemahaman dalam menjaga pangan harus dimiliki oleh semua pihak sehingga dapat mendukung keberhasilan pembangunan pertanian.
Hal tersebut disampaikan Irjen Kementan, Jan S Maringka saat menjadi pembina Apel Siaga Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Optimalisasi Fungsi Karantina Wilayah Perbatasan dan Wilayah Terluar yang diselenggarakan di Tugu Prasasti Titik Nol Kilometer Kota Sabang, Sabtu (27/8/2022).
Selain Karantina Pertanian, kegiatan juga melibatkan jajaran TNI, Polri, Kejaksaan, Karantina Pertanian, dan jajaran Pemkot Sabang.
Kementerian Pertanian memandang perlu membangun sinergi dengan berbagai pihak untuk mengawal tercapainya keberhasilan program Kementerian Pertanian.
Apel Siaga PMK di Titik Nol Kilometer Kota Sabang merupakan salah satu upaya dalam rangka mendorong Badan Karantina Pertanian untuk terus meningkatkan fungsi penjagaan lalu lintas hewan, tumbuhan dan produknya di seluruh tempat masuk atau keluar, baik bandar udara, pelabuhan laut dan pos lintas batas negara yang telah ditetapkan.
Terkait dengan penanganan PMK, berdasarkan data dari Dinas Peternakan Aceh per tanggal 26 Agustus 2022, Kota Sabang sudah tidak terdapat kasus PMK atau zero PMK.
Sebelumnya, Kota Sabang terdeteksi 34 kasus PMK, 33 diantaranya dinyatakan sembuh dan 1 ekor mati. Secara keseluruhan di Provinsi Aceh sudah 13 Kabupaten zero kasus PMK, sedangkan 10 kabupaten tingkat kesembuhan ternak sudah cukup siginifikan, dari kasus ternak yang terinfeksi sebanyak 47.131 ekor telah sembuh 46.203 ekor, potong paksa 63 ekor, mati sebanyak 296 ekor dan tersisa sakit 568 ekor.
Sedangkan ternak yang telah divaksin pada tahap 1 sebanyak 2.700 ekor dan tahap II sebanyak 24.956 ekor.
“Di tengah mewabahnya PMK di sejumlah wilayah di Indonesia, kita berharap Kota Sabang dapat mempertahankan penanganan PMK yang berjalan saat ini dan tetap menjadi zona hijau,” ujar Jan S Maringka.
Selain itu, Jan juga meminta agar membatasi pergerakan dan memperketat keluar masuk lalu lintas hewan lintas negara, menutup “jalur tikus” yang berpotensi memasukan ternak secara ilegal. Dirinya juga telah menugaskan para Inspektur untuk turun langsung memantau dan mengendalikan wabah PMK secara efisien serta mematuhi SOP yang ada di berbagai wilayah.
"Kami memonitor secara langsung dan mengevaluasi semua Posko agar terintegrasi,” ujarnya.
Program Jaga Pangan diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan atau kendala dalam pelaksanaan program Kementerian Pertanian dari mulai Wilayah Terluar NKRI.
Selain itu juga sekaligus meningkatkan kewaspadaan bersama terhadap penyakit PMK sebab wabah dapat menyebar secara cepat melalui arus transportasi daging dan ternak terinfeksi serta melalui udara (airborne).
“Karena itu sekali lagi saya mengajak semua pihak untuk jaga pangan kita, menjaga ternak kita, untuk mewujudkan Ketahanan Pangan di Provinsi Aceh," ungkap Jan.
Sampaikan Bantuan Kementerian Pertanian
Setelah apel siaga, Irjen Kementan dan rombongan melakukan dialog jaga pangan di Pendopo Kota Sabang.
Dalam kesempatan tersebut Irjen menyerahkan bantuan secara simbolis yang berasal dari Kementerian Pertanian untuk Kota Sabang.
Bantuan yang diterima oleh Walikota Sabang tersebut berupa paket desinfektan untuk penanganan PMK, ABT Kedelai seluas 50 ha untuk 10 Poktan, Satu unit traktor roda dua dan bantuan untuk penanganan virus LSD berupa vaksin sebanyak 500 dosis.[]