GenPos Gelar Diskusi Publik Mengupas Kelayakan Bacalon Gubernur Aceh 2024
Font: Ukuran: - +
GenPos menggelar diskusi Publik yang mengangkat tema “For You Aceh: Mengupas Kelayakan Bacalon Gubernur Aceh 2024, Benarkah Aceh Telah Salah Urus ?!”, bertempat di Gedung Teater Museum UIN Ar-Raniry. [Foto: for Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Generasi Positif Aceh (GenPos) sukses menggelar diskusi Publik yang mengangkat tema “For You Aceh: Mengupas Kelayakan Bacalon Gubernur Aceh 2024, Benarkah Aceh Telah Salah Urus ?!”, bertempat di Gedung Teater Museum UIN Ar-Raniry berlangsung pada Jum’at (9/8/2024).
Ketua GenPos Ilham Rizky Maulana SK mengatakan kegiatan tersebut berkolaborasi dengan DEMA UIN Ar-Raniry, DEMA Fakultas FISIP UIN Ar-Raniry dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UIN Ar-Raniry.
"Kegiatan yang bertujuan membangun sikap kepedulian mahasiswa Aceh terhadap jalannya Implementasi Pembangunan Aceh di masa kini dan di masa yang akan datang, dan memberikan pemahaman pada mahasiswa pentingnya mengetahui figur sosok calon Gubernur Aceh menjelang pilkada 2024 dan rekam jejak pengalaman politiknya demi kebaikan Aceh di masa yang akan datang." sebut Risky.
Adapun Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan diakusi tersebut diantaranya yaitu, Prof. Dr.phil. Saiful Akmal, M.A. selaku akdemisi, Dr. Wiratmadinata, S.H., M.H. selaku pemerhati politik, dan Irfan Rahmad Ghafar sebagai tokoh anak muda yang juga menjabat sebagai Presma UIN Ar-Raniry 2024.
Prof. Dr.phil. Saiful Akmal, M.A. menyampaikan ada tiga hal penting yang harus dimiliki calon Gubernur Aceh, yakni narasi, ide dan gagasan.
Hal selaras juga di sampaikan oleh Dr. Wiratmadinata, S.H., M.H. selaku pemerhati politik. "Ada 5 sikap karakter yang harus dimiliki calon pemimpin Aceh, yaitu Diplomat ulung, mengayomi rakyat, berilmu dan berwawasan, Kreatif dan Inovatif, Ksatria, berani dan teruji keimanannya".
Lanjut, Dr. Wiratmadinata S.H., M.H. yang juga mengatakan hari ini banyak masyarakat salah kaprah, disaat memilih yang dipilih adalah orang yang mencalonkan, mereka lupa, bahwa yang sebenarnya yang mereka pilih bukan saja orangnya, tapi masyarakat juga sedang memilih dan menentukan nasib di masa akan datang.
Sementara itu, Irfan Rahmad Ghafar juga memiliki pendapat yang sama bahwa jangan sampai generasi muda dan masyarakat Aceh memilih pemimpin yang tidak berkompeten, karena persoalan memilih pemimpin adalah persoalan menentukan kemajuan Aceh.
"Pilihlah pemimpin sesuai hati nurani, dan objektif dalam melihat rekam jejak calon yang dipilih, dan jangan sampai memilih pemimpin karena money politik atau intervensi dari siapapun, karena satu suara sangat menentukan masa depan rakyat Aceh”, ajaknya.
Terakhir, Rizky juga mengharapkan kepada segenap generasi muda Aceh terkhusus para pemuda milenial sebagai generasi masa depan Aceh harus cerdas dan jeli dalam menentukan pilihan di momentum Pilkada yang akan berlangsung akhir tahun nanti untuk dipercayakan menjadi Gubernur Aceh satu periode mendatang.
Hal ini penting agar segala bentuk persoalan lambatnya pembangunan Aceh dapat terselesaikan dengan baik termasuk perihal minimnya peluang kerja bagi sarjana lulusan usia muda, angka kemiskinan yang masih terus meningkat dan berbagai permasalah besar lainnya.
"Intinya, kenali figur sosok Calon Gubernur Aceh berdasarkan pengalaman rekam jejak kinerja, kemampuan memimpin serta kenali dengan cermat kepribadian visioner sebagai pemimpin yang dibekali konektivitas dan kecakapan mengelola Birokrasi Aceh untuk jangka panjang. Karena putusan memilih Gubernur adalah pilihan penting yang akan menentukan hajat hidup segenap Rakyat Aceh untuk lima tahun mendatang", tutup Rizky. [*]