Harga Gabah Naik, Petani Aceh Bergembira
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sejak sebulan terakhir harga gabah padi di Provinsi Aceh dilaporkan semakin meningkat. Keadaan tersebut membuat sebagian besar petani di Aceh bergembira.
Dikutip dari laman mediaindonesia.com, Selasa, (21/4/2020), kenaikan harga gabah padi itu disebabkan oleh peningkatan permintaan pasar luar daerah seperti Medan, Provinsi Sumatera Utara jika dibandingkan dua bulan lalu. Bahkan kenaian harga dan peningkatan permintaan itu semakin terasa sejak kasus wabah Covid-19 masuk ke Indonesia.
Masih menurut Media Indonesia, di Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, misalnya harga gabah kering panen (GKP) sekarang mencapai Rp 5.200/kg. Harga tersebut lebih mahal dari dua bulan lalu yang berada pada level Rp4.200/kg.
"Pada musim panen sekitar dua bulan lalu harganya Rp4.200/kg, kemudian akhir Maret naik menjadi Rp4.800/kg. Sekarang naik lagi menjadi Rp5.200/kg. Kalau pada musim panen raya, petani ramai-ramai menjual gabah, tapi kini sudah berkurang," tutur Muhammad Ali, tenkulah gabah di Kecamatan Matangkuli Aceh Utara, Selasa (21/4).
Sudah barang tentu, peningkatan harga gabah itu disambut baik oleh petani. Mereka berharap dengan peningkatan harga tersebut, mampu menutupi kebutuhan modal atau biaya operasional musim gadu (musim tanam kedua) yang sedang mereka garap sekarang.
"Harapan kami harga semakin meningkat, apalagi ini menjelang Lebaran 1441 H" kata Syarifuddin, tokoh masyarakat petani padi di Desa Hagu Bayi, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara.
Disebut-sebut para pengusaha besar sedang mengumpulkan stok beras untuk kebutuhan pasar dalam negeri. Apalagi ada sebagian yang ingin mempertahankan ketersediaan pangan dalam rangka kesiapan menghapi pandemi Corona Virus Disease-19.
"Kalau memang mereka melakukan stok diharapkan jangan mempermainkan harga dan mengutamakan kebutuhan dalam negeri" tutur Abdullah, pemerhati masalah pertanian di Aceh. (Im/Media Indonesia)