Hasil Panen Cukup, Pidie Jaya Siap Hadapi Potensi Krisis Pangan
Font: Ukuran: - +
Wakil Bupati Pidie Jaya, H Said Mulyadi SE M.Si. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Pidie Jaya - Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan, pemerintah Aceh dan kabupaten/kota perlu mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan saat memimpin rapat online melalui video conference bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Aceh di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Kamis (14/5/2020).
Beberapa waktu lalu, Nova juga meminta kepada SKPA, instansi vertikal dan seluruh bupati dan walikota agar fokus menghadapi krisis pangan yang diperkirakan akan terjadi November 2020 sampai dengan Januari 2021.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Pidie Jaya H Said Mulyadi SE M.Si mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah pencegahan dan bersiap menghadapi potensi krisis pangan dimaksud.
"Setiap tahun kita ada program tanam jagung sebagai prioritas setelah musim tanam padi. Ada tempat-tempat yang diisi dengan tanaman jagung di beberapa kecamatan, dan itu sudah dilakukan," jelas Wakil Bupati Pidie saat dihubungi Dialeksis.com, Jum'at (15/5/2020).
Kemudian saat ditanya mengenai persediaan beras, Said Mulyadi yang akrab disapa Waled itu berujar, di Pidie Jaya persediaan beras cukup bahkan berlebih.
"Kalau beras sendiri kita tidak ada persoalan. Setiap tahun itu kita panen sekitar 100 ribu ton lebih. Untuk kebutuhan konsumsi di Pidie Jaya cuma 16-20 ribu ton," jelas Waled.
"Insya Allah tidak berpotensi krisis pangan. Bahkan bisa didistribusikan ke daerah lain juga. Kan hanya 10 sampai 20 persen yang dipakai untuk Kabupaten Pidie Jaya," tambahnya.
Waled menjelaskan, pihaknya juga sedang melakukan upaya lain menjaga potensi krisis pangan dimaksud, seperti menanam ubi dan bahan pokok lainnya.
"Kalau ada potensi melakukan penanaman (punya tanah), ya kita lakukan. Apalagi dalam masa pandemi ini. Kemudian ada pergeseran anggaran, ya kita arahkan ke situ," pungkasnya. (sm)