Hilirisasi dan UMKM Nilam Sudah Meningkat, Kepala ARC-USK Optimis Aceh Bisa Atasi Resesi Ekonomi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Kepala ARC-USK, Syaifullah Muhammad. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Atsiri Research Center Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Syaifullah Muhammad mengatakan, banyak pihak telah terlibat dalam pengembangan inovasi dan hilirisasi nilam Aceh.
Dirinya menjelaskan, pendekatan pentahelix yang digagas oleh ARC selama lima tahun terakhir mendapat dukungan besar dari berbagai pihak. Kerjasama pentahelix antara perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan media telah membawa angin segar bagi peningkatan produk turunan nilam di Aceh.
Syaifullah mengatakan, ARC dari unsur perguruan ingggi gencar melakukan berbagai pelatihan dan transfer teknologi untuk mahasiswa, start-up bisnis dan UMKM.
Kemudian, lanjut dia, Kerja sama dengan pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Koperasi UKM juga sangat gencar melakukan berbagai pitching program dengan dunia usaha untuk peningkatan produksi dan pemasaran.
Lalu, tambah dia, di dunia Perbankan seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) juga sudah berpartisipasi dalam pembiayaan dan Corporate Sosial Responsibility (CSR) program untuk pengembangan Desa Nilam.
Bahkan, kata dia, Badan Intelijen Negara (BIN) mendapat tugas langsung dari Presiden untuk membangun ekonomi lokal Aceh melalui program AMANAH (Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat).
Disampaikan, pada September 2022 lalu, program AMANAH bekerjasama dengan ARC melakukan pelatihan, produksi, pendampingan inovasi prosuk turunan nilam untuk 72 anak muda Aceh.
Para anak muda ini dilatih membuat dan memproduksi 4 produk inovasi turunan nilam, dilatih membuat kemasan, branding dan digital marketing produk, bahkan disediakan alat produksi untuk kesinambungan usahanya.
“Penguatan hilirisasi produk nilam Aceh akan menguatkan ekonomi lokal masyarakat dan menciptakan ekosistem baru yang menyebabkan kita lebih mandiri,” ucap Syaifullah Muhammad secara tertulis kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Selasa (25/10/2022).
Saat ini, lanjut dia, minyak nilam Aceh tidak perlu lagi diekspor seluruhnya. Karena sudah muncul ekosistem bisnis baru yang bisa menyerap minyak nilam rakyat Aceh di tingkat lokal dan merubahnya menjadi end product untuk langsung di jual di Indonesia.
Kemandirian ini, kata dia, tentu sangat baik jika nanti dunia akan mengalami resesi ekonomi yang menyebabkan daya beli internasional menurun.
“Kalau ini terjadi, insyaAllah kita sudah punya alternatif, yaitu mengembangkan produk turunan nilam secara lebih besar lagi dan minyak nilam rakyat akan tetap memperoleh pasar yang baik,” ungkapnya.
Selain itu, Kepala ARC USK itu menjelaskan bahwa rumah produksi ARC-USK juga sudah mendapatkan izin BPOM, sehingga bisa digunakan oleh UMKM untuk rumah produksi bersama (Maklon) dan mereka akan mendapatkan izin edar juga dari BPOM.
Lebih lanjut, ARC melalui berbagai program seperti Matching Fund Kedaireka sudah merambah ke pasar nasional melalui kerjasama dengan perusahaan swasta nasional untuk produksi produk turunan nilam. Dengan cara ini minyak nilam rakyat akan mendapatkan pasar lokal yang lebih besar lagi.
“Sungguh pun demikian, biasanya untuk komoditas unggulan seperti nilam Aceh yang sangat dibutuhkan oleh industri parfum dunia, biasanya tidak akan terpengaruh banyak oleh resesi ekonomi. Terbukti dulu saat krisis ekonomi 1998, petani nilam Aceh justru tambah sejahtera,” tutup Syaifullah Muhammad.(Akh)
- Teuku Riefky Harsya Dorong UMKM Dengan Manfaatkan Teknologi Hingga Kancah Internasional
- Guncangan Ekonomi Sangat Kencang, Sri Mulyani: Kita Harus Waspada dan Sangat Hati-hati
- Bayang-bayang Resesi Ekonomi, Orang Terkaya Dunia Ikut Gelisah
- Fakhrul Razi: Pemerintah Aceh Perlu Kreativitas dan Strategi Pengelolaan Dana Otsus