DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMIPOL) Universitas Malikussaleh (Unimal) menyalurkan bantuan mendesak untuk warga terdampak bencana di Desa Geudumbak, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, pada Kamis (11/12/2025).
Aksi ini merupakan respons cepat mahasiswa terhadap kondisi sulit yang masih dihadapi masyarakat Geudumbak pasca-banjir bandang. Dengan semangat gotong royong, para relawan HIMIPOL bahu-membahu mendistribusikan paket bantuan yang mencakup sembako, air mineral, kebutuhan bayi, dan berbagai perlengkapan mendesak lainnya.
Ketua Umum HIMIPOL, Surya Ananta, menyoroti bahwa kegiatan ini memiliki makna yang jauh melampaui sekadar logistik. Baginya, ini adalah representasi nyata dari peran moral mahasiswa.
"Kami datang bukan hanya sekedar membawa bantuan, tetapi juga membawa kepedulian. HIMIPOL ingin memastikan bahwa masyarakat Desa Geudumbak tidak menghadapi masa sulit ini sendirian," ujar Surya Ananta.
Ia mengatakan bahwa mahasiswa ilmu politik harus berada di garis depan dalam isu-isu sosial dan kemanusiaan, menunjukkan bahwa teori yang dipelajari di bangku kuliah harus berakar pada realitas masyarakat.
Mahasiswa HIMIPOL Unimal yang turun ke Gampong Geudumbak menemukan hamparan gelondongan kayu sepanjang sekitar 9 kilometer, diduga kuat menjadi pemicu meluasnya kerusakan akibat banjir bandang. Penemuan ini diperkuat oleh keterangan Rustam Abdullah, warga setempat yang mendampingi tim di lapangan.
Data awal mencatat empat dusun mengalami kerusakan terparah, Dusun Pante Rosip ada 130 rumah tertimbun kayu dan lumpur. Dusun Pante Seping ada 87 rumah tertimbun. Dusun Kede ada 85 rumah rusak berat dan sebagian besar terbawa arus dan Dusun Bukit ada 18 rumah hilang terseret banjir.
Banjir juga menelan korban jiwa sebanyak 6 orang dari Gampong Geudumbak. Warga berharap adanya penanganan cepat untuk pembersihan material kayu dan bantuan bagi para pengungsi.
Koordinator Lapangan kegiatan, Annisa Syakbaniah, menjelaskan bahwa pergerakan HIMIPOL diawali dengan pemantauan ketat di lapangan.
“Sejak awal kami memantau perkembangan di Langkahan, khususnya Desa Geudumbak. Ketika melihat banyak warga masih kesulitan akses logistik, kami langsung bergerak. Kami memastikan bantuan yang dibawa benar-benar sesuai kebutuhan di lapangan,” ungkap Annisa.
Annisa menegaskan komitmen timnya untuk memastikan setiap bantuan didistribusikan secara tertib dan mencapai tangan warga yang paling membutuhkan. Untuk menjamin akurasi distribusi, relawan HIMIPOL berkoordinasi langsung dengan perangkat desa.
“Kami tidak ingin bantuan hanya datang, tapi harus sampai ke tangan warga yang betul-betul membutuhkan. Karena itu kami berkoordinasi langsung dengan perangkat desa,” tambahnya.
Selain menyalurkan barang, para relawan juga memanfaatkan momen ini untuk berdialog langsung dengan masyarakat. Hasil dialog menunjukkan bahwa meskipun bantuan logistik dasar sudah mulai berdatangan, kebutuhan spesifik lainnya masih mendesak.
Banyak warga mengungkapkan bahwa mereka sangat membutuhkan suplai air bersih yang berkelanjutan, perlengkapan tidur seperti selimut dan tikar, serta dukungan kesehatan untuk mencegah munculnya penyakit pasca-banjir. Informasi ini menjadi masukan penting bagi HIMIPOL dan pihak-pihak terkait untuk merencanakan aksi bantuan lanjutan.
Geuchik (Kepala Desa) Desa Geudumbak menyampaikan apresiasi atas inisiatif dan kecepatan respons mahasiswa Unimal.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Kehadiran adek-adek mahasiswa menjadi penyemangat dan harapan bagi warga di sini yang sedang menghadapi masa sulit ini,” ungkap Geuchik.
Ia menambahkan bahwa semangat yang dibawa mahasiswa turut membangkitkan moral warga untuk bangkit dari keterpurukan.
Di sisi akademik, Koordinator Program Studi Ilmu Politik Unimal, Teuku Muzaffarsyah, memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan mahasiswanya. Ia melihat aksi ini sebagai aplikasi praktis dari ilmu yang diajarkan, menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kepedulian sosial yang kritis.
Aksi kemanusiaan ini tidak hanya bertujuan meringankan beban warga saat ini, tetapi juga diharapkan membuka jalan bagi kolaborasi lanjutan yang lebih terstruktur antara mahasiswa, kampus, dan masyarakat dalam proses pemulihan jangka panjang.
"Kita berkomitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat dan menjadi bagian dari solusi atas persoalan sosial di Aceh Utara maupun wilayah lainnya," tutupnya. [*]