HUT TNI ke-76, Pengamat: TNI Selalu Bersama Rakyat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
Pengamat Politik dan Keamanan, Aryos Nivada. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Peringati Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-76, Radio Republik Indonesia (RRI) Lintas Melaboh Pagi kembali Menyapa Masyarakat dan menggelar diskusi yang bertajuk "Eksistensi TNI Keamanan Aceh dan Peran Fungsi Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi" pukul 09.00-10.00 WIB pada Selasa, (5/10/2021).
Diskusi ini dihadiri oleh dua juru bicara yaitu Aryos Nivada Pengamat Politik dan Keamanan dan Fajran Zain Direktur Eksekutif The Aceh Institute.
Pengamat Politik dan Keamanan, Aryos Nivada mengatakan TNI itu jantungnya negara ini, yang namanya jantung tentunya menjadi satu kehidupan bagi bangsa dan negara, ketika ditanyakan seperti apa kontribusi TNI terhadap perdamaian Aceh sangat luar biasa, eksistensi keberadaan TNI dalam menjaga ketika konflik berlangsung, mulai dari nyawa yang dibunuh atau terlibat mengayomi masyarakat ketika konflik itu terlihat sekali.
"Tindakan nyata TNI itu bisa terlihat dengan jelas, keberadaan TNI telah berhasil dalam menjaga stabilitas keamanan di Aceh. Karena apapun cerita, Aceh secara kewilayahan sangat strategis dari Selat Malaka dan Samudera Hindia tentunya masuk dan juga mudah sekali untuk dimainkan oleh pihak-pihak tertentu baik mengekspor sumber daya alam atau lain sebagainya," jelas Aryos Nivada saat menyampaikan pendapatnya dalam diskusi tersebut.
Apalagi hari ini, lanjutnya, keberadaan TNI terlibat dan berperan aktif serta membantu dalam penanganan Covid-19. Gejolak ketidakamanan itu tidak hanya datang dari luar tetapi ketika negara saat kondisi terganggu, dari sisi kebencanaan wajib hadir tentara itu.
Hal ini sejalan dengan Intruksi Pemerintahan Nomor 4 tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia.
“Artinya keberadaan TNI itu menjadi garda terdepan, memberikan peran dalam bentuk nyata dalam penanganan Covid-19 dan juga bentuk keamanan-keamanan nasional lainnya, dengan demikian eksistensi-eksistensi TNI itu menjadi perilaku tersendiri dalam konteks menjaga eksistensi berkelanjutan negara ini,” jelasnya.
Katanya, selaku warga masyarakat harus ikut serta karena TNI berbuat untuk bangsa dan negara ini.
“Jangan berdiam diri, masak kita kalah sama TNI, jangan mentang-mentang TNI tugasnya menjaga negara, kita seenaknya melimpahkan tanggung jawab kepada TNI, enggak begitu, partisipasi kita juga perlu, generasi muda, stakeholder, atau siapapun yang memang cinta dan sayang kepada bangsa ini dengan menumbuhkan jiwa nasionalisme yang tinggi, kita bisa berbuat dengan porsi masing-masing,” lanjutnya.
Selain itu, Aryos juga menyebutkan TNI menyatu dengan rakyat, TNI ngak bisa dipisahkan dengan rakyat, TNI itu lahir karena rakyat, konsepnya kalau di luar negeri yakni lahir negara lahir tentara. Indonesia ngak, lahir TNI baru lahir negara.
“Yang menjadikan negara ini atas perjuangan TNI, jangan lupa pada sejarah itu, kalau ada pertanyaan ada kesenjangan ngak dengan masyarakat ya ngak, TNI menyatu oleh masyarakat dengan berbagai tindakan nyata baik dalam mendorong tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya ruang lingkupnya banyak, swasda pangan, menjaga keamanan nasional, dan juga menjaga kebutuhan NKRI, dan lainnya. Lantas itu masih dianggap kesenjangan antara TNI dengan rakyat, ya ngaklah,” tambahnya.
“Disini yang harus dipahami, tidak bisa TNI dipisahkan kedua belah pihak, antara satu tubuh, nyawanya itu rakyat, tubuhnya itu TNI, inilah bangsa ini, jadi bila fondasi kuat untuk menjaga kebutuhan NKRI dan juga kesatuan negara RI juga karena ya keberadaan TNI, lantas dalam konteks politik TNI mau dilibatkan arena politik dalam menjaga stabilitas politik untuk transisi Pemilu 2024 bagi saya wajar jika TNI masuk, karena dianggap paling netral karena dia tidak berada di bawah presiden, dia juga fungsinya mengkomunikasikan dengan stakeholder, negara, dan lain. Kalau pun umpama ada ketakutan TNI itu berpolitik kan ada badan pengawas Bawaslu, Ombudsman, LSM, media kan bisa mengkritik,” ujarnya.
Ia juga menutup pembicaraanya, jangan parno dan takut jika TNI itu masuk ke arena politik menjadi penanggungjawab. Saya lihat juga umpamanya ada sipil juga yang punya satu andil yang kuat secara kapasitas, bisa juga sipil tapi sipilnya yang tidak independen yang menjamin bahwa dia ngak ada konflik interes dalam menjalankan posisi sebagai Pj di masa transisi dari 2022 menuju 2024.
“Kemudian dalam konteks bahwa TNI perdamaian di Aceh, hari ini perdamaian di Aceh itu terjadi dan bisa ya karena juga upaya TNI untuk melahirkan suatu perdamaian di Aceh, prinsipnya sederhana kalau slogannya TNI damai itu indah, masak mau indah kita ngak mau sama-sama mewujudkan keindahan itu, karena keindahan damai bisa berupa semua orang bisa makan, bisa bekerja, bisa berinteraksi, tidak ada ketakutan,ini buah peran TNI itu sendiri,” pungkasnya.