kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Indeks Literasi Digital 2022 Meningkat, Masyarakat Diminta Adaptasi dengan Revolusi Digital

Indeks Literasi Digital 2022 Meningkat, Masyarakat Diminta Adaptasi dengan Revolusi Digital

Senin, 06 Februari 2023 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Akademisi Universitas Syiah Kuala, Herman RN. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan hasil survei Literasi Digital masyarakat Indonesia untuk tahun 2022. Hasilnya, literasi digital masyarakat Indonesia meningkat 0.5 poin dari tahun sebelumnya. 

Menanggapi hal itu, Akademisi Universitas Syiah Kuala, Herman RN, memberikan apresiasi kepada Kementerian Kominfo yang terus menggenjot upaya Literasi Digital masyaraat Indonesia secara massif. Meskipun peningkatan ini hanya nol koma lima poin, kata Herman, patut diberikan apresiasi karena ada pergerakan grafik naik ke atas.

“Mungkin saja tahun 2023 ini bisa lebih ditingkatkan. Untuk itu, perlu kerja sama semua sektor. Kominfo dengan segala strategi dan kebijakannya, lembaga lain dengan upaya lain pula. Termasuk sekolah dan kampus, harus membiasakan literasi digital pada guru, dosen, siswa, mahasiswa, dan pegawainya,” kata Herman RN. 

Penggiat literasi itu menyebutkan seiring perkembangan zaman dan teknologi, masyarakat memang harus siap dengan revolusi literasi, yakni dari bacaan bentuk fisik kepada bacaan bentuk digital. Kata dia, jangan terkejut melihat beberapa penerbitan media massa di Indonesia sudah bertransformasi dari terbit cetak menjadi hanya terbit digital.

“Ini bukan kemunduran, melainkan sebuah perkembangan dalam dunia industri penerbitan. Mengapa tidak ke depan penerbitan buku juga dilakukan dalam bentuk digital. Beberapa lembaga dan instansi penerbit sudah melakukan hal ini. Namun, masih ada masyarakat kita yang mempertanyakan, kok e-book sih, maunya kan cetak. Pemikiran seperti inilah yang harus diberikan pemahaman,” jelas Herman.

Menurut dosen FKIP USK ini, upaya memajukan dan meningkatkan literasi digital masyarakat harus disertai dengan ketersediaan bahan bacaan digital. Kebijakan administrasi pun harus mengedepankan administrasi digital.

“Pada beberapa lembaga, setelah mengurus sesuatu secara daring, berkas-berkas diunggah melalui digital, masih tetap diminta bawa bentuk fisiknya. Ke depan hal seperti ini harus dikurangi sambil belajar terus menghindari adanya tumpukan kertas. Semua bentuk adminitrasi harus dilakukan secara digital agar masyarakat Indonesia benar-benar melek teknologi digital,” katanya. 

Sebagaimana dilansir Kominfo, capaian literasi digital masyarakat Indonesia meningkat dari 3.49 tahun sebelumnya menjadi 3,54 tahun 2022. 

Herman berharap, Kominfo dapat mensosialisasikan indeks literasi digital per provinsi secara massif agar pemerintah tingkat daerah tahu di mana posisi mereka dan dapat membuat program peningkatan indeks literasi digital pada masing-masing daerah. [NOR]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda