Ini Cerita KBA dan Istri Usai Tour Keliling Indonesia
Font: Ukuran: - +
Ketua FKPT KBA dan Istri Fitri Zulfidar. [Foto: Nukilan.id]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad (KBA) dan Istri Fitri Zulfidar menceritakan pengalamannya usai melakukan Touring keliling Indonesia dalam rangka memperkenalkan kearifan lokal nusantara sebagai bagian strategi, pencegahan upaya-upaya intoleran, Radikal, dan terorisme ke masyarakat Indonesia dan internasional.
“Semua Touring yang telah dilaksanakan diluar dugaan, pengalaman tantangan dan kemudahan telah kita rasakan,” ungkap KBA kepada Nukilan.id di Warkop Lamgugop, Banda Aceh, Selasa (7/12/2021).
Ia menceritakan, saat melaksanakan Touring keliling Indonesia, Jalur berangkat dimulai dari Lintas Barat Selatan, Nagan Raya-Rimo Aceh Selatan.
“Dan kita pulangnya itu melalui jalan lintas Timur Aceh,” jelas KBA.
Kata dia, banyak sekali kisah dan pengalaman yang didapatkan dalam perjalanan Touring tersebut. Karena tidak semua rute yang dilintasi dengan sepeda motor, kita juga menggunakan moda tranportasi darat dan laut.
Dalam Perjalanan Tauring keliling Indonesia, pengalaman yang menyenangkan dan menantang yaitu Jalan di Irian, Tanah Mira, “berjalan 200 Kilo meter dengan jalan Berlumpur setengah Meter,” jelasnya.
KBA mengatakan, dalam perjalanan melintasi Sumatera tepatnya di Padang Pariaman sepeda motor yang ditumpanginya dan Istri mengalami kerusakan, yaitu ring laharnya patah. Dan kejadian tersebut terjadi dalam kondisi hujan lebat menjelang Magrib.
“Dan yang lebih mengerikan itu di saat kita tiba di Bukit Barisan, sepeda motor yang kami tumpangi tiba-tiba mati, kami bingung, padahal setiap pulau yang dilewati, selalu kita service, tapi bisa mati juga,” ungkapnya.
“Alhamdulilah Pulau Jawa semua dilewati, Kalimantan juga habis sedangkan Pontianak, Labuan Bajo tidak bisa dilintasi karena sedang adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),” ungkapnya.
Saat menuju Kalimantan Utara, “kita harus melewati Sungai Ular dengan menaiki Speed Boat yang paling kecil untuk penyeberangan, dan itu terasa sangat menegangkan,” ungkap KBA.
Sementara itu, lanjutnya, saat kami tiba di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua, Kapal penyebarangan yang ingin kami pakai, ternyata sedang dipakai untuk isolasi terapung untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON), dan akhirnya kita harus melalui rute Makasar.
“Namun, yang paling berkesan itu saat kami menyeberang ke Makasar tujuan Merauke, speda motor kami dinaikkan ke dalam Kapal Kontainer,” ucapnya.
Menurutnya, semua yang terjadi di lapangan itu diluar dugaan. Dan dibalik tantangan yang dihadapi ini, banyak sekali kemudahan yang didapatkan.
“Kita mendapat dukungan semua Biker di setiap daerah yang dilintasi. juga dilayani dengan sangat baik oleh para Biker di daerah. Kami mengucapkan terima kasih atas semua itu,” ucapnya.
Seperti diketahui, kegiatan dengan tema Touring Indonesia Harmoni ini mendapat dukungan langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia.
Touring yang bertujuan untuk memperkenalkan FKPT ke seluruh nusantara dengan misi membawa kedamaian bagi Indonesia dimulai sejak 28 Juli 2021 lalu. Setelah melakukan perjalanan lebih kurang 4 bulan, akhirnya KBA bersama Istri tiba kembali di Banda Aceh pada 7 Desember 2021 kemarin. [Nukilan]
- Cerita Adik-Adik Asal Papua Askin dan Noldy Selama Tempuh Pendidikan di Aceh
- Terdakwa Sunardi Ungkap JPU Sempat Memeras Dirinya Minta Uang Sebesar Rp110 Juta
- Terpilih Sebagai Ketua DKA Provinsi, Teuku Afifuddin: Seniman Bukan Orang Miskin
- DPRA Pernah Gagas Industri Minyak Goreng, Pemerintah Diminta Jaga Iklim Investasi