DIALEKSIS.COM | Nasional - Selama puluhan tahun, Harvard University selalu menduduki puncak daftar kampus terbaik dunia. Dalam World University Rankings 2025 versi Times Higher Education (THE), Harvard menempati peringkat ketiga secara global sebuah prestasi menggema bagi siapa saja yang pernah atau bercita-cita menimba ilmu di sana.
Tak hanya sekadar nama harum, Harvard juga telah melahirkan banyak alumnus Indonesia yang kini meniti karier di pemerintahan, lembaga riset, hingga dunia usaha. Berikut ini rangkuman tokoh Indonesia lulusan Harvard, berdasarkan arsip Dialeksis:
Prof. Stella Christie, Ph.D.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) ini meraih gelar Sarjana Psikologi dari Harvard dengan predikat Magna Cum Laude with Highest Honors. Selanjutnya, ia melanjutkan studi S2 dan S3 di bidang Cognitive Psychology, Northwestern University, lalu melakukan penelitian pascadoktoral di University of British Columbia. Karier akademiknya kian cemerlang ketika menjadi Guru Besar di Swarthmore College (2012 - 2016) dan Tsinghua University, China (2018).
Gita Wirjawan
Mantan Menteri Perdagangan (2011 - 2014) dan Kepala BKPM (2009 - 2014) ini menyelesaikan program Administrasi Bisnis di Harvard Kennedy School of Government. Kini, melalui kanal YouTube “Endgame”, Gita aktif berbagi insight tentang ekonomi dan kebijakan publik.
Jenderal (Purn.) Andika Perkasa, Ph.D.
Kepala Staf Angkatan Darat 2018 dan Panglima TNI 2021 ini memperoleh gelar Master Filsafat dari Harvard pada 2004. Selain itu, ia juga menempuh pendidikan militer di Norwich University dan National Defense University, Washington, D.C.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Kabinet Merah Putih ini menyandang gelar S2 Administrasi Publik dari Harvard. AHY juga memegang gelar Master of Science in Strategic Studies (Nanyang Technological University, 2006) dan Master of Arts in Leadership and Management (Webster University, 2015).
Nadiem Makarim
Mantan Mendikbudristek ini mengawali pendidikan S1 Hubungan Internasional di Brown University, lalu meraih gelar MBA di Harvard Business School.
Yenny Wahid
Aktivis perempuan dan anak Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid ini menuntut ilmu Administrasi Publik di Harvard Kennedy School of Government.
Tom Lembong
Eks - Menperdag (2015 - 2016) ini memiliki latar Arsitektur dan Tata Kelola dari Harvard University, sebelum meniti karier sebagai penasihat ekonomi presiden.
Di tingkat lokal, Dialeksis menelusuri alumnus Aceh yang pernah mengenyam pendidikan di Harvard. Berdasarkan keterangan Reza Indria, M.A., Ph.D, hanya tiga nama yang terdata: Adnan Ganto (MBA) dan Asna Husin (MA), termasuk dirinya.
“Semoga ke depan lebih banyak lagi. Masak bangsa teuleubeh (Aceh) cuma tiga orang lulusan Harvard, ya kan?” ujarnya.
Reza menambahkan, proses seleksi Harvard memang ketat. Calon mahasiswa harus menyiapkan ijazah dan transkrip, skor bahasa asing, rekomendasi mentor, serta esai motivasi yang menggambarkan karakter dan visi riset. Selain itu, dana studi apakah beasiswa atau mandiri juga perlu dipertimbangkan, mengingat biaya hidup di Cambridge, Massachusetts, relatif tinggi.
“Masuk ke Harvard sulit, keluarnya juga sulit. Tidak semua yang diterima bisa menyelesaikan coursework dan tugas akhir. Perjalanan panjang dan penuh tantangan menanti setelah diterima,” jelas Reza alumni Harvard 2020.
“Dengan segudang prestasi dan kisah alumnusnya, Harvard tetap menjadi kampus impian banyak generasi muda Indonesia termasuk yang berasal dari Aceh untuk terus mengukir sejarah di panggung dunia,” tutup Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FISIP Dr Reza Idria.