Intervensi Desa Pangan Aman BPOM Aceh, Fokus Turunkan Wasting dan Stunting
Font: Ukuran: - +
BPOM Aceh melaksanakan pengawalan di desa paling barat Indonesia, tepatnya di Gampong Jaboi dan Gampong Kuta Barat, Kota Sabang, pada Jumat (9/8/2024).[Foto: dok BPOM Aceh]
DIALEKSIS.COM | Sabang - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) melaksanakan pengawalan di desa paling barat Indonesia, tepatnya di Gampong Jaboi dan Gampong Kuta Barat, Kota Sabang, pada Jumat (9/8/2024).
Kedua gampong ini merupakan target intervensi desa pangan aman sejak 2021, dan tahun ini kembali difokuskan pada isu gizi kurang, gizi buruk (wasting), serta stunting.
Masalah wasting dan stunting saling terkait dan memperburuk satu sama lain. Anak yang mengalami wasting berisiko tiga kali lebih tinggi menjadi stunting jika tidak ditangani dengan baik, sementara anak stunting berisiko 1,5 kali lebih tinggi mengalami wasting dibandingkan dengan anak bergizi baik.
Kunjungan dimulai di Gampong Jaboi, di mana tim BPOM Aceh disambut oleh Sekretaris Desa Gampong Jaboi, Mahmudi, dan para kader desa. Ketua Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Permata Biru, Roslaini, dalam paparannya menyebutkan bahwa jumlah anak stunting di Gampong Jaboi tahun ini menurun menjadi 14 orang, dari 20 orang pada tahun sebelumnya.
"Penurunan ini berkat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diolah bersama oleh para kader kepada anak stunting dan wasting setiap hari selama 3 bulan, didanai oleh dana desa," ujar Roslaini.
Kunjungan dilanjutkan ke Gampong Kuta Barat, di mana tim diterima oleh Keuchik Gampong Kuta Barat, M. Hamim. Ia menyampaikan bahwa angka stunting di Gampong Kuta Barat tahun ini turun menjadi 18 orang, dari 26 orang pada tahun sebelumnya.
"Penurunan ini terlaksana melalui kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, dengan PMT selama 4 bulan serta pembagian bibit sayuran. Ke depan, Gampong Kuta Barat akan membudidayakan ikan lele dan mengolahnya menjadi produk bernilai tambah," kata Hamim.
Selama kunjungan, BPOM Aceh juga menyerahkan berbagai materi informasi, seperti poster "5 Kunci Keamanan Pangan," ajakan mengonsumsi garam beryodium, pencegahan stunting, serta bahaya Boraks.
Poster-poster tersebut langsung ditempel di Posyandu Permata Biru di Gampong Jaboi dan Posyandu Asoka di Gampong Kuta Barat sebagai bagian dari upaya Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) serta Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS) yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Diharapkan, pengawalan ini dapat memberikan motivasi dan semangat baru bagi tiap-tiap gampong untuk terus menjaga dan mengawasi keamanan pangan di daerah mereka. Langkah konkret ini diharapkan dapat mewujudkan Aceh bebas wasting dan stunting, demi Indonesia Maju dan Generasi Emas 2045. [*]