ISMI Aceh dan Kallista Teken MoU Kembangkan Bisnis Gula Sawit
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Nagan Raya - Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Wilayah Aceh dan PT Kallista Alam menandatangani kerjasama untuk mengembangkan bisnis Gula Sawit Aceh (GuSA).
Dalam keterangan resmi yang diterima Dialeksis.com, Selasa (2/7/2019), Ketua ISMI Aceh Nurchalis dan General Manager PT Kallista Alam Subali menandatangani MoU di sela-sela pelatihan pembuatan gula sawit di Suak Bahong, Kebun Pulo Ie Kec. Darul Makmur, Nagan Raya, Minggu (30/6/2019).
PT Kallista Alam akan melakukan produksi gula sawit sedangkan ISMI Aceh bergerak di bidang pemasaran termasuk ekspor.
GM PT Kallista Alam Subali mengatakan, pihaknya menyambut baik kerjasama dengan ISMI Aceh. "Kami juga sudah, sedang dan akan melakukan replanting di kebun kami. Tidak ada salahnya bila ide baru dari kawan-kawan akan kita coba dan terapkan di kebun kita," katanya.
Dia menambahkan, Kallita sudah menumbangkan 10 pohon sawit di Kebun Kallista Alam untuk praktek pembuatan gula sawit. Kallista yakin kerjasama ini akan semakin mendorong pihaknya untuk terus memanfaatkan potensi yang ada.
"Kalau kita tahu dari dulu, mungkin sudah kita kerjakan. Tetapi kami semangat untuk melakukan hal yang baru ini," imbuh Subali.
Ketua ISMI Aceh Nurchalis mengatakan, pihaknya akan mengambil peran untuk memperbanyak mitra guna memproduksi gula sawit dan pemasarannya.
"Kita upayakan terus potensi yang bernilai tinggi ini bisa berkembang.
Kita juga menyahuti arahan Plt Gubernur Aceh yang menyarankan untuk memperbanyak serta memperbesar potensi lokal.
Nah, bagi kami gula sawit ini bisa dikatakan potensi lokal bahkan bernilai tinggi," ujarnya.
Karena itu, ISMI Aceh menggandeng Ikatan Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian (IKA SEP) Fakultas Pertanian Unsyiah sebagai Tim Fasilitator dalam pelatihan pembuatan gula sawit.
Nurchalis dalam sambutannya mengungkapkan, dirinya dan ISMI Aceh tertarik dengan ide yang dikembangkan Azanuddin Kurnia dan tim serta petaninya yang telah membuat gula merah dari batang sawit.
Pihaknya baru mengetahui hal itu dan setelah didalami ternyata bisa menghasilkan pendapatan yang besar bagi petani atau perajin gula sawit.
"Sepertinya saya menyesal, kenapa baru tahu sekarang. Tapi itulah manusia, tidak semua kita tahu pada saat yang dibutuhkan. Tapi Alhamdulillah, sahabat saya Azanuddin Kurnia yang kreatif dan gigih dalam bekerja dan berorganisasi telah mencoba hal ini dengan petani di Aceh Tamiang," kata Nurchalis.
Dia menambahkan, ISMI Aceh dan PT Kallista Alam yang akan melakukan replanting dalam waktu dekat ini, memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan potensi yang ada.
Dia pun berharap, peserta pelatihan yang berasal dari para pekerja dan masyarakat sekitar Kebun Kallista Alam, Ketua dan Staf Ikatan Pemuda Nagan Raya (IPNR) serta perwakilan dari KNPI Nagan Raya agar sungguh-sungguh mengikuti pelatihan tersebut.
Ketua Tim Fasilitator dari IKA SEP Azanuddin Kurnia bersama Abdul Muis dan Sumarno mengajak semua pihak untuk ikut memanfaatkan potensi yang memiliki nilai ekonomi tinggi itu.
"Istilah saya ‘mengolah limbah jadi rupiah’. Tidak ada salahnya bila hal ini dilakukan oleh para petani sawit yang akan melakukan replanting atau peremajaan," katanya.
Azan yang juga Kabid Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Distanbun Aceh, memberikan berbagai informasi dan tata cara pembuatan gula sawit.
Pihaknya sendiri sudah memberikan nama produknya, yaitu GuSA (Gula Sawit Aceh).
"Saya sangat berterima kasih kepada Sumarno dan Abdul Muis yang sudah duluan melakukan ini sekitar dua tahun lalu. Dan ketika kita bertemu, sepakat untuk saling bekerjasama dan saling membesarkan untuk prospek gula sawit ini."
Dia juga mengajak semua pihak terutama yang memiliki pohon sawit tua dan hendak dilakukan replanting agar memanfaatkan peluang tersebut. Sehingga peningkatan pendapatan petani sawit yang melakukan replanting bisa bertambah penghasilannya.(red/rel)