kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / ISMI Aceh: Munculnya Isu ALA dan ABAS Selalu Ada Moment Tertentu

ISMI Aceh: Munculnya Isu ALA dan ABAS Selalu Ada Moment Tertentu

Minggu, 27 September 2020 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Nurchalis, Ketua ISMI (Ikatan Saudagar Muslim Indonesia) Aceh. [Foto: IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Isu pemekaran kembali mencuat ke publik Aceh, tidak tanggung-tanggung gerakan semakin meluas hingga dukungan dari beberapa daerah di wilayah ALA dan ABAS. 

Pro kontra dari isu pemekaran ALA dan ABAS menuai respon Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh, Nurchalis, SP, M.Si mengungkapkan pemekaran secara konstitusi itu tidak dilarang apa pun cerita sebuah perwujudan untuk melahirkan kesejahteraan,”pertanyaannya apakah kita setelah lepas akan sejahtera itu satu,”tanyanya.

Terpenting menurut Nurchalis, SP, M.Si,”sepanjang Aceh ini bisa bersama dan bersatu dengan bersatu kekuatan Aceh Lhee Sagoe dulu menjadi penyatu kebersamaan akan lebih bermakna menurut saya karena kenapa munculnya isue ALA dan ABAS karena adanya tidakadilan akibat dari sisi pemerataan pembangunan,” ujarnya. 

Berdasarkan pengamatan Nurchalis isu pemekaran ALA dan ABAS muncul disaat moment-moment tertentu saja, tentunya dengan latarbelakang penyebab beragam. Saat ini muncul karena moment pro kontra proyek multiyers yang menjadi polemik antara eksekutif dan legislatif.

Memahami isu ALA dan ABAS tidak pernah disetujui karena pemerintah pastinya sudah memiliki pertimbangan kajian dan analisis terkait kebutuhan pemekaran Aceh menjadi penambahan dua provinsi baru ALA dan ABAS. Artinya kapan direalisasikan sangat tergantung pemerintah pusat. 

Terpenting saat ini menurut Nurchalis,”saya tidak bicara satu sisi namun bicara keutuhan Aceh dengan kondisi seperti ini kita bersatu saja dahulu lah mari kita pikirkan bersama-sama sehingga Aceh bisa keluar dari jurang kemiskinan. Bisa melakukan pemerataan pembangunan bisa berkeadilan dalam memberikan kesempatan,” tegasnya.

Saat dialeksis.com menyinggung tentang proyek multiyers, Nurchalis menegaskan diri tidak ada tawar menawar proyek itu harus berjalan dan diselesaikan dahulu karena itu benar-benar memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan Aceh. 

“harapan saya pihak-pihak yang berkeinginan pemekaran ALA dan ABAS harus benar-benar dikaji dan dalami untung dan rugikan jangan keinginan sesaat tanpa mempertimbangkan secara komperhensif dari semua lini,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda