Selasa, 23 September 2025
Beranda / Berita / Aceh / Jalan Lintas Nasional di Muara Satu Rusak Parah, Taufik Paloh: Negeri Serasa Tak Merdeka

Jalan Lintas Nasional di Muara Satu Rusak Parah, Taufik Paloh: Negeri Serasa Tak Merdeka

Selasa, 23 September 2025 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Putra daerah Muara Satu, Taufik Paloh. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Kondisi jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan di kawasan Desa Blang Pulo, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, kian memprihatinkan. 

Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi transportasi itu bergelombang, dipenuhi lubang, bahkan sudah menelan korban jiwa.

Putra daerah Muara Satu, Taufik Paloh, menyuarakan kekecewaannya terhadap pemerintah yang dianggap abai terhadap hak rakyat untuk mendapatkan infrastruktur layak.

“Harapan kita sederhana, rakyat jangan sampai celaka. Kalau ada keadilan, harusnya ada kebijakan dari pemerintah untuk memastikan hak jalan ini dibuat dengan baik. Pemerintah harus melihat rakyat. Kalau kita lihat sekarang, jalan di sini belum merdeka, seperti negeri penjajahan,” tegas Taufik, Selasa (23/9/2025).

Menurut Taufik, kondisi jalan yang dibiarkan rusak parah sama saja dengan pembiaran terhadap ancaman keselamatan masyarakat. Ia menyebut, kerusakan jalan lintas nasional ini sudah berlangsung puluhan tahun tanpa ada solusi nyata.

“Jalan saja tidak mampu dibuat, apalagi hal lain. Negeri ini serasa tidak merdeka. Lampu penerangan pun tidak ada. Jadi, apa yang sudah dibuat pemerintah? Nihil sekali. Padahal di sekitar sini ada perusahaan raksasa, ada Perta Arun Gas (PAG), ada Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) II Arun. Ini seperti pembunuhan secara struktural,” ungkapnya geram.

Kondisi jalan rusak ini bukan sekadar mengganggu kenyamanan. Catatan warga setempat menunjukkan, sejumlah kasus kecelakaan sudah terjadi. Mulai dari mobil pribadi yang tergelincir hingga truk besar terguling di tanjakan akibat permukaan jalan bergelombang.

“Kalau dibiarkan terus begini, korban akan terus berjatuhan. Kami masyarakat sudah bayar pajak, seharusnya pejabat jangan hanya duduk santai. Tolong lihat langsung kondisi jalan ini sebelum makin banyak nyawa melayang,” ujarnya.

Taufik juga menyoroti peran Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Aceh yang dinilai tidak serius menangani persoalan ini. Ia menilai, setiap tahun ada anggaran perbaikan jalan, tetapi hasilnya tak terlihat.

“Setiap tahun anggaran untuk perbaikan jalan pasti ada. Tapi apa yang kita lihat hari ini? Jalan lintas nasional Medan“Banda Aceh tetap saja berlubang, bergelombang, rusak, hancur. Balai jangan cuma kerja dari balik meja. Turun ke lapangan, rasakan langsung bagaimana bahayanya jalan ini,” kritiknya.

Ia juga menyoroti kualitas perbaikan yang selama ini dilakukan. Jalan hanya ditambal seadanya, namun kembali rusak dalam hitungan bulan.

“Kalau diperbaiki jangan tanggung-tanggung. Perbaiki yang benar-benar berkualitas, bukan hanya tempel-tempel. Kalau seperti ini, hasilnya tetap saja berlubang,” tambahnya.

Lebih jauh, Taufik mengingatkan bahwa jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan bukan sekadar jalur biasa. Jalur ini adalah penghubung utama antara Aceh dan Sumatera Utara, serta jalur vital distribusi logistik dan ekonomi masyarakat.

“Sayang sekali, masyarakat harus terus jadi korban. Infrastruktur vital seperti ini seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah, bukan malah dibiarkan sampai rusak parah. Jalan adalah hak rakyat, dan negara wajib hadir untuk menjaminnya,” pungkas Taufik.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
bpka - maulid