Jangan Telan Mentah-mentah, Masyarakat Perlu Kritis Terhadap Media
Font: Ukuran: - +
Pemred RMOL, salah satu Kantor Berita Politik berbasis di Jakarta, saat mengisi Kuliah Literasi di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Jum'at (3/1/2020). Foto: Sara Masroni/Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Masyarakat yang merupakan konsumen media harus kritis terhadap pemberitaan di media massa dan tidak menelan informasi secara mentah-mentah.
"Informasi dari media bukanlah kebenaran final, bisa berubah karena ruang dan waktu. Untuk itulah kita diminta kritis dan tidak mudah mengatakan 'ya' dari sebuah pemberitaan," kata Ruslan Tambak, Pemimpin Redaksi (Pemred) RMOL, salah satu Kantor Berita Politik yang berbasis di Jakarta saat mengisi Kuliah Literasi di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Jum'at (3/1/2020).
"Kritis terhadap media itu juga bagian dari kegiatan literasi," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Pemred RMOL meminta agar masyarakat mulai meningkatkan literasi dengan hal-hal kecil seperti membaca, menulis, berdiskusi dan beraksi.
"Keempat hal tersebut dapat diaktualisasikan dengan menyampaikan gagasan, baik itu melalui opini maupun rilis," kata Ruslan dalam materinya.
"Kemudian saat ini dunia sedang dihadapkan pada kecanggihan teknologi, harus dimanfaatkan kesempatan itu dengan mengisi medium-medium yang ada melalui gagasan dan aksi kita. Jangan malah jadi anak alay di medsos," tambahnya.
Ia berpesan kepada masyarakat agar tidak takut salah dalam menyampaikan sebuah gagasan, baik itu dalam bentuk opini atau apapun itu.
"Salah boleh, yang penting jangan bohong. Itu saja poinnya," pungkas Pemred RMOL.
Kuliah Umum ini merupakan bagian dari kegiatan yang diselenggarakan Sekolah Literasi. Selain Pemred RMOL Ruslan Tambak, hadir pula Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh, Fachrul Razi mengisi Kuliah Umum tersebut. (sm)