Jangan Tergilas Zaman, Generasi Muda Aceh Diajak Manfaatkan Peluang di Era Disrupsi
Font: Ukuran: - +
Asisten II Sekda Aceh, Ir. Mawardi, saat menyampaikan sambutan Gubernur Aceh pada acara Program Pembangunan Aceh Muda Inspiratif yang diselenggarakan Dewan Analisis Strategi (DAS) Badan Intelijen Nasional (BIN), di Hotel Kriyad Muraya, Banda Aceh, Jumat (7/1/2022). [Foto: Humas Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Asisten II Sekda Aceh, Mawardi, mengajak generasi muda Aceh untuk memanfaatkan peluang dan berbagai kemungkinan di era disrupsi saat ini.
Karena saat ini berbagai inovasi dan perubahan secara fundamental terjadi, disebabkan karena hadirnya teknologi digital, yang pada gilirannya dapat mengubah sistem yang terjadi secara global.
“Kehadiran era ini merupakan suatu peluang besar yang harus dimanfaatkan dengan baik. Namun, di sisi lain, jika tidak disikapi dengan benar, kehadiran era ini membuat kita bisa tergilas dan terpinggirkan dari roda zaman yang terus berputar,” kata Mawardi, saat memberikan sambutan Gubernur Aceh, dalam Pertemuan Program Pembangunan Aceh Muda Inspiratif, di Banda Aceh, Jumat 7/1/2022.
Mawardi mengatakan mereka yang paling terdampak dengan era disrupsi ini adalah generasi muda. “Generasi muda kita adalah aset terbesar yang dimiliki oleh bangsa ini. Terlebih lagi saat ini, kita sedang menyongsong hadirnya Bonus demografi Indonesia,” kata dia.
Bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana penduduk yang masuk ke dalam usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Dan puncaknya diperkirakan terjadi pada tahun 2030 mendatang.
Menurut Bappenas, pada tahun tersebut jumlah usia produktif yang dimaksud bisa mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Untuk menyongsong bonus demografi, berbagai langkah harus dipersiapkan sejak dini. Mawardi menyebutkan, sebuah tantangan besar, di mana saat ini generasi muda Indonesia dan Aceh utamanya banyak yang berada dalam kondisi tidak produktif atau menganggur, meskipun di sisi lain, era teknologi digital juga didominasi oleh kaum muda.
Mawardi menyebutkan, berbagai ikhtiar telah, dan akan terus dilakukan untuk menjawab tantangan baru di era disrupsi ini. “Meski mungkin banyak kalangan yang merasakan apa yang telah kita upayakan belum sempurna sesuai harapan. Tapi, betapa besarnya pun tantangannya, tentunya dengan kolaborasi aktif seluruh pihak, kita tak akan berhenti berbuat yang terbaik sesuai kewenangan dan sumber daya yang kita miliki,” kata dia.
Pemerintah Aceh, lanjut Mawardi, akan akan terus mencari cara agar masyarakat, terutama para anak muda, mendapat kesempatan untuk maju dan memiliki kemampuan mengubah tantangan ini menjadi momentum yang tepat untuk berinovasi dan bertransformasi, demi meraih peluang di era disrupsi sekarang ini.
“Karena itu, kita dan para anak muda yang kini tengah berusaha bermigrasi dengan ilmu pengetahuan baru, metode baru dan arah kerja yang baru, patut kita bantu untuk memiliki ekosistem yang kondusif, agar hal-hal negatif dapat kita tepis sedari dini,” ujar Mawardi.
Para generasi muda akan terus didorong untuk bermigrasi dan berinovasi dengan cara-cara baru, untuk memberikan nilai tambah ke masyarakat, bangsa dan negara.
“Semoga mereka nantinya akan mampu menjadi generasi penerus dan pemimpin masa depan yang memiliki kompetensi, integritas, serta loyalitas kebangsaan yang tinggi," pungkas Mawardi. [HA]