Jatuh ke Laut, Nelayan di Aceh Barat Hilang
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM - Asrol (18) nelayan muda asal Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat hilang tenggelam setelah jatuh dari armada pukat tarik yang digunakan bersama keluarganya saat mencari ikan.
Koordinator tim resque Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Kismar Turangga, di Meulaboh, Selasa, mengatakan, korban terjatuh dari armada saat menjaring ikan bersama ayahnya Rusman pada jarak sekira lima mil dari pantai.
"Kejadiannya pagi tadi pukul 08.30 WIB saat korban bersama ayahnya satu boad pukat tarik sedang mencari ikan di perairan laut yang berjarak sekitar lima mil dari mulut kuala Meureubo. Hingga saat ini masih dilakukan pencarian oleh tim," katanya.
Dari keterangan disampaikan oleh Rusman, korban yang merupakan anak kandungnya memiliki riwayat penyakit epilepsi atau lebih dikenal sawan babi, sehingga begitu terjatuh ke dalam laut langsung tenggelam dan tidak muncul kepermukaan laut.
Orang tua korban melihat anaknya terjatuh ke dalam air laut, namun armada yang mereka tumpangi terus berjalan, setelah menghentikan boad yang bersangkutan coba mencari anaknya yang jatuh dengan melompat ke laut, tetapi sudah tidak ditemukan.
Setelah upaya pencarian itu dilakukan dengan hasil nihil, kemudian yang bersangkutan kembali ke pantai dan melaporkan kepada pihak terkait, saat ini tim SAR, BPBD, Pol Airut ?masih dalam proses pencarian digaris pantai perairan setempat.
"Puluhan anggota tim pencarian dengan armada sudah menyisir lokasi pertama tempat dilaporkan terjatuhnya korban, tetapi hasilnya masih nihil. Pencarian masih berlanjut sesuai prosedur,"imbuhnya.
Lebih lanjut disampaikan, pencarian korban terus dilakulan terutama oleh personel tim Pos SAR Meulaboh bersama perahu karet yang telah dikerahkan sejak pukul 10.30 WIB menuju lokasi pencarian.
Kismar, berasumsi besar kemungkinan korban sudah meninggal karena tenggelam, namun jasadnya belum muncul kepermukaan, sebab kondisi riak gelombang di laut lokasi kejadian tidak begitu besar, namun korban diperparah oleh gejala penyakitnya itu.
Meski demikian, pencarian korban akan terus dilakukan, bahkan pihak keluarga dan masyarakat ikut membantu bersama tim. BPBD juga sudah mendirikan tenda atau posko pencarian di dekat muara yang menjadi titik utama fokus operasi pencarian.
"Kalau dari pengaruh gelombang tidak juga, sebab riaknya tidak begitu tinggi. Paling hanya 60 centimeter, tetapi korban ini langsung tenggelam karena riwayat penyakit itu, menurut keterangan orangtuanya," pungkasnya. (Antara)