kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Jawab "Aceh Kreatif dan Meuadab", Disbudpar Perkuat Even "Khas Aceh" Bertarap Dunia

Jawab "Aceh Kreatif dan Meuadab", Disbudpar Perkuat Even "Khas Aceh" Bertarap Dunia

Senin, 21 Oktober 2019 16:31 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh terus melakukan inovasi kekayaan budaya dan Pariwisata Aceh lewat even-even bertaraf dunia, "Aceh Culinary Festival 2019" adalah even yang akan dipertahankan, karena cukup menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

"Aceh Culinary 2019 menghadirkan 1000 jenis makanan khas Aceh, dan tahun depan akan dipertahankan, karena perputaran uang disitu cukup tinggi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin, SE,M.Si,Ak di Banda Aceh, Selasa 25 Oktober 2019.

Dijelaskan Jamal, Festival itu hanya bagian kecil saja, tahun depan akan dikemas lebih besar dan menarik lagi. 

"Ini bagian dari program Aceh Kreatif, selain Aceh Meuadab dibidang Kebudayaan," lanjut Jamal.

Dibidang kebudayaan--kata Jamaluddin--Pemerintah Aceh melalui disbudpar terus berupaya menghidupkan seni-seni tradisional Aceh, kebudayaan Aceh tetap hidup dan berkembang.

"Kegiatan ini sesuai arahan Pak Plt Gubernur untuk menghidupkan budaya lokal. Makanya tahun 2019 Festival Kebudayaan khas Aceh sudah digelar dibeberapa kabupaten Kota dengan peminat dan antusias masyarakat yang luar biasa," ujar Jamal.

Dijelaskannya beberapa even yang sudah digelar antara lain Festival Budaya Saman di Kabupaten Gayo Lues, Festival Aceh Internasional Percussion di Kabupaten Bireuen, Festival Seudati di Pidie, dan Tari Guel di Bener Meriah.

"Even Festival budaya tradisional ini tahun 2020 akan lebih besar dan menyebar untuk beberapa kabupaten/kota lainnya di Aceh, dipertahankan karena diminati," lanjut Jamaluddin.

Tidak hanya itu--kata Jamal--pihaknya terus berupaya melakukan upata peningkatan ekonomi kreatif seperti memperkenalkan kerajinan tradisional, dan melibatkan Usaha Kecil Menengah.

"Sekarang kita akan perkenalkan kembali juga Batu Mulia, seperti giok, yang pada tahun lalu pernah boming, dalam waktu dekat akan digelar pamerannya di Banda Aceh dengan mengundang 34 provinsi. Ini harus diangkat kembali, karena peminat dari luar masih banyak," demikian ujar Jamaluddin.[]

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda