Jelang Idul Adha, Pedagang Lontong di Banda Aceh Kebanjiran Pesanan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Pedagang lontong dan ketupat menggelar lapak sepanjang jalan di sekitaran Jalan Kartini. Bentuk lontong dan ketupat beragam, ada yang memakai daun pisang dan daun kelapa. Masyarakat ramai memadati kawasan tersebut untuk membeli lontong. [Foto: Naufal Habibi/Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bagi masyarakat yang ingin menyajikan menu lontong atau soto di rumah, tentunya tak perlu repot membuatnya lagi. Sebab, di pasar sudah banyak yang menjual dalam bentuk masak.
Sebagaimana di Pasar Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh, masyarakat bisa membeli pada penjual lontong dan ketupat.
Amatan dialeksis.com, Rabu (28/6/2023), pedagang lontong dan ketupat menggelar lapak sepanjang jalan di sekitaran Jalan Kartini. Bentuk lontong dan ketupat beragam, ada yang memakai daun pisang dan daun kelapa. Masyarakat ramai memadati kawasan tersebut untuk membeli lontong.
Pedagang lontong dan ketupat, Zainab mengaku bahwa jelang lebaran, omzet penjualan lontong dan ketupat meningkat dari hari biasa.
Biasanya dalam sehari dirinya bisa menjual 50 Lontong, dalam beberapa hari ini, lontong yang terjual bisa mencapai 200 biji.
"Saya sudah berjualan disini sekitar 4 tahun, dalam sehari-hari, saya menggelar lapak disini, kadang-kadang bisa dipesan juga dan diambil di rumah," kata Zainab.
Zainab mengatakan bahwa untuk memenuhi pesanan di hari-hari besar, biasanya dirinya dibantu ibu-ibu sekitar rumah yang diberi upah harian.
Apalagi dalam memasak ketupat dan lontong perlu waktu sekitar tujuh jam. Hal ini yang membuat masyarakat jika ingin menikmati lontong dan ketupat tinggal membeli saja di pasar.
"Memasak lontong kan membutuhkan waktu yang lama, bisa dibayangkan berapa menghabiskan gas. Bagi yang tak mau repot, ya beli yang sudah masak saja," ujarnya.
Zainab mengatakan bahwa dirinya menjual lontong tersebut di kisaran harga Rp 5.000 per biji untuk ukuran yang kecil dan Rp 10.000 per biji untuk ukuran uang besar. Untuk ketupat, dirinya menjual Rp 10.000 per bungkus.
"Walaupun saat ini lagi ramai, saya tetap menjual sesuai harga biasa," pungkasnya. [NH]