Jubir Pemerintah Aceh : Bukan Kontrak Pembelian N219
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com, Banda Aceh -- Komitmen kerjasama Pemerintah Aceh dengan PT Dirgantara Indonesia (DI) baru-baru ini merupakan komitmen sangat awal, yakni Kerangka Kerja Sama (KKS), belum Perjanjian Kerja Sama (PKS), apalagi bila diduga sebagai Kontrak Jual-Beli N219. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani kepada Dialeksis.com, Minggu (11/2),
"Informasi yang diterima masyarakat masih bias," kata Jubir yang skrab dipanggil SAG itu.
Menurut mantan Humas Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) itu, bias informasi tentang bentuk komitmen tersebut telah memicu pro dan kontra di masyarakat.
SAG menjelaskan, KKS yang ditandatangi Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dengan PT DI Persero itu masa berlakunya hingga dua tahun dan dapat diperpanjang bila diperlukan.
Artinya, masih cukup waktu untuk menimbang-nimbang untung-ruginya bila tawaran PT DI itu dilepas dan disambut oleh pemerintah daerah lain di Sumatera.
Menurut SAG lagi, apabila assembly line itu dibangun di daerah lain, tentu akan ada yang menyesalinya juga. Sebab, sejarah kedirgantaraan Indonesia dimulai oleh rakyat Aceh dengan pengadaan Pesawat Seulawah RI 001 yang menjadi cikal-bakal Garuda Indonesia Airways saat ini.
Lebih tragis lagi, katanya, Aceh telah mendidik 60 putra-putri terbaiknya di bidang penerbangan dengan pelbagai spesialisasinya, dan juga memiliki SMK Penerbangan, tapi pusat perakitan pesawat justru duluan dimiliki provinsi tetangga di Sumatera.
Mantan Kabag Hubungan Media Biro Humas Setda Aceh ini juga menjelaskan, karena masih Kerangka kerjasama dengan PT DI (Persero), Gubernur Aceh Irwandi Yusuf tentu akan merekam setiap masukan dan kritikan yang konstruktif bila komitmen KKS itu dilanjutkan ke tahapan selanjutnya yang lebih konkrit lagi.
"Kita mesti rancang program-program tak biasa, rasional, efisien, dan efektif, untuk percepatan pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja baru," kata SAG mengutip Gubernur Irwandi Yusuf.
Jebolan Teknik Lingkungan ITS Surabaya itu pun melanjutkan, Pak Irwandi sangat menyadari setiap rencana yang tampak tidak biasa akan disikapi pro-kontra, dan hal itu jamak terjadi, bukan hanya di Aceh.
Karena itu, lanjutnya, perlu dukungan semua pihak dan dapat mengomonikasikan visi dan misi #AcehHebat kepada masyarakat dimana saja dan melalui pelbagai media, termasuk saat obrolan ringan di warung-warung kopi.
"Bukan tempat intinya, melainkan pesan konstruktif terhadap kebijakan dan program pembangunan Aceh tersampaikan kepada stakeholders dengan baik dan benar," tutur pemilik gelar Magister Kesehatan dari Universitas Sumatera Utara itu
Senada dengan itu, Dialeksis.com menemukan catatan Jubir SAG Di Wall FB-nya. Ia tampak sedang berada di sebuah warung kopi dan menulis catatan pembicaraannya sebagai berikut:"PT Dirgantara Indonesia (DI) yang rencananya membangun assembly line (tempat perakitan dan perawatan) pesawat N219, bukan menggunakan anggaran APBA)
Pengadaan 50 unit N219 sebagai pesawat perintis tidak mesti dgn APBA, bisa modal swasta, pengusaha penerbangan perintis di Aceh, Pemerintah provinsi tetangga, dan bahkan bisa mengajak negara jiran Asean kita." []