Kadis ESDM Nilai Aceh Sangat Berpotensi Jadi Daerah Industri Berbasis Gas
Font: Ukuran: - +
Reporter : Indra Wijaya
Kepala Dinas ESDM, Ir. Mahdinur.
DIALEKSIS.com | Banda Aceh - Kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Ir. Mahdinur, menilai Aceh sangat berpotensi menjadi daerah indusri berbasis gas.
Hal tersebut ia sampaikan erat kaitannya terhadap wacana Pemerintah Aceh bersama Kepala Pengelola Migas Aceh (BPMA) terkait pembangunan pipa open acces dari Lhokseumawe hingga Banda Aceh dan pengembangan wilayah jaringan distribusi gas untuk kawasan ekonomi khusus Arun serta kawasan industri berbasis gas disekitar pipa Arun-Belawan.
Ia melihat, saat ini Aceh memiliki potensi hulu minyak dan gas bumi yang besar, terdapat 12 (dua belas) Wilayah Kerja (WK) aktif di Aceh.
"Aceh saat ini sangat berpotensi. Terdapat lima WK diantaranya sudah berproduksi, yaitu PT. Pertamina Hulu Energi North Sumatra B (PHE NSB), PHE North Sumatera Offshore (PHE NSO), PT. Medco Malaka E&P , PT. Triangle Pase dan PT. Pertamina EP Rantau, dan Zaratex N.V yang mulai berproduksi tahun 2024," kata Mahdi saat dihubungi dialeksis.com, Kamis (2/7/2020).
Ia mengatakan, paradigma industri minyak dan gas bumi saat ini telah bergeser, dari yang awalnya sebagai penghasil devisa negara atau penerimaan negara menjadi penggerak industri yang berbasis migas. Dengan demikian ke depannya harga gas akan menjadi murah, dan diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri yang berbasis gas dengan berkurangnya biaya produksi.
"Khusus untuk pembangkit listrik, walaupun penerimaan negara dari gas akan berkurang tetapi dengan murahnya gas juga akan mengurangi subsidi pemerintah di sektor ini," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, saat ini Industri yang berbasis migas di Aceh sangat mungkin berkembang. Karena di Aceh sendiri memiliki fasilitas ex-PT. Arun LNG yang berkapasitas besar dengan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL).
Industri-industri tersebut berupa rifernery, Pengembangan Regasifikasi LNG, LNG Hub/Trading, LPG Hub/Trading, PLTG dengan Pengembangan Pembangkit Listrik yang ramah lingkungan (Clean Energy Solution Provider), Pengembangan PIM dan Industri lain yang berbasis gas bumi dan jaringan distribusi gas rumah tangga.
"Jika pembangunan jalur pipa Arun-Banda Aceh terlaksana, aneka industri yang menggunakan gas sebagai sumber energi di sepanjang jalur ini juga akan berkembang seperti industri semen di Laweung dan sebagainya," pungkas Mahndi. (IDW)