Kasus Pengeroyokan SMA Modal Bangsa, Kelakuan Korban Jadi Pembahasan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Seorang siswa SMA Modal Bangsa berinisial F diduga dikeroyok abang kelas di musala sekolah. Pihak sekolah dan dinas pendidikan setempat telah mengupayakan kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
Enggan berdamai, saat ini, kasus itu telah dilaporkan oleh orangtua korban ke Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh.
Dialeksis.com mendapat keterangan dari orangtua siswa lainnya, sebelum kejadian pengeroyokan ini terjadi, korban F juga pernah berkasus dengan siswa lainnya beberapa kali. Parahnya lagi, korban yang dipukul oleh F mengalami patah gigi dan ada yang bengkak matanya. Salah satu korbannya berinisial RRT.
Saat dikonfirmasi Dialeksis.com, orangtua RRT dr. Eko Tjandra Aprilianto membenarkan bahwa anaknya pernah ditantang berkelahi dengan F di luar lingkungan sekolah.
“Anak saya dulu dipancing-pancing berkelahi oleh F, kemudian anak saya tidak menanggapi karena sudah saya wanti-wanti jangan sampai buat masalah sama kawan. Pada saat diajak berkelahi anak saya tidak datang, akhirnya anak saya dicaci maki, karena terpancing emosi jadilah bertengkaran itu,” jelasnya.
Waktu itu, dr Eko, sebagai orangtua tentu marah namun dia menyerahkan permasalahan tersebut kepada pihak sekolah untuk diselesaikan secara baik-baik.
“Akhirnya terjadi perdamaian pada waktu itu, sekolah pun sudah bawa anak saya ke dokter spesialis mata untuk memastikan keparahannya,” jelasnya.
Baginya, sebagai rasa kemanusiaan tentu dia akan memaafkan siapapun. Apalagi ini masalah anak muda dan sudah diselesaikan oleh pihak sekolah, makanya pihak orangtua tidak memperpanjang lagi.
Waktu itu, kata dr Eko, sesama anak-anak juga sudah meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi lagi kejadian serupa.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Dialeksis.com, orangtua F bernama Purnama Hadi AR mengakui tidak mengetahui bahwa anaknya pernah terlibat dalam kasus pelanggaran selama bersekolah.
“Saya kurang tahu pastikan saja dengan pihak sekolah. Intinya Modal Bangsa itu senioritasnya tinggi, mereka melakukan sistem semi militer ke adik kelasnya,” ujarnya.
Saat ini, kata dia, keluarga masih fokus untuk menyembuhkan F baik fisik dan mentalnya, karena dari hasil rekomendasi dokter saraf meminta anaknya tidak ke sekolah dulu, tapi aktivitas sekolah masih berjalan.
“Saya fokus kepeda pengobatan fisik dan mental anak saya. Saya percayakan pihak Polresta untuk menangani kasus ini,” ucapnya.
Mencari kebenaran itu, Dialeksis.com menghubungi Kepala Sekolah SMA Negeri Modal Bangsa, Misra, S.Pd,M.Pd membenarkan siswa F telah 3 kali melakukan pelanggaran selama bersekolah di Modal Bangsa.
Pertama, kata Misra, dia melompat pagar sekolah. Kedua, dia terlibat kasus perkelahian. F pernah berkelahi dengan kakak leting sampai patah gigi dipukul oleh F.
Belum lama ini, kata Misra, F menantang kakak leting untuk adu jotos di lapangan Lhoong Raya, hingga akhirnya anak yang dipukul F bengkak mata.
“Semua kejadian itu ada bukti fisiknya. Dari semua kejadian itu pihak sekolah mengambil peran untuk menetralisir hingga damai agar tidak menuntut pelaku,” tuturnya.
Dari setiap kejadian itu, kata Misra, manajemen sekolah telah memberikan sanksi dan menandatangani surat perjanjian bahwa tidak mengulangi kesalahan serupa.
Hingga berita ini diturunkan, upaya perdamaian para pihak belum ada titik temu. Sementara pihak korban melalui orangtuanya tetap menempuh jalur hukum yang sedang ditangani oleh Polresta Banda Aceh.