Kecelakaan Nova Dituding Setingan, Fajran: Wallahua’lam
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Direktur Eksekutif The Aceh Institute, Dr Fajran Zain [For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pasca kecelakaan patah tulang pinggul yang dialami Gubernur Aceh Nova Iriansyah, ragam spekulasi dan tudingan bermunculan dari warga.
Ada yang menganggap jika kecelakaan orang nomor satu di Aceh ini merupakan kecelakaan setingan dan ada juga yang mengaitkan kecelakaan Nova Iriansyah seperti kasus Setya Novanto tabrak tiang tempo dulu.
Merespons hal tersebut, Direktur The Aceh Institute, Dr Fajran Zain menegaskan bahwa di hari kejadian yang menimpa Nova Iriansyah, pihaknya juga sama-sama lagi berada di Jakarta.
Mereka juga sempat meminta izin untuk membesuk Nova di rumah sakit, namun ajudan Gubernur Aceh tidak membolehkan tamu berkunjung karena suasana traumatik yang masih dialami oleh pasien (Nova).
“Posisi kami saat itu lagi makan malam, kami dapat laporan, ternyata pak Nova kecelakaan jatuh sepeda. Kemudian kami berencana untuk membesuk cuma ajudan mengatakan bapak belum siap dibesuk karena memang kondisi fisiknya masih agak traumatik,” ujar Dr Fajran kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Senin (11/10/20201).
Kala itu, kata Fajran, ajudan Gubernur Aceh meminta Fajran dan kawan-kawan untuk membesuk di keesokan harinya. Namun, karena besoknya mereka harus berangkat pulang ke Aceh, maka kesempatan untuk membesuk Nova di rumah sakit Jakarta tidak pernah terjadi.
Oleh karenanya, ia mengaku tidak tahu pasti dengan kondisi Nova saat itu.
“Jika dugaan bahwa kecelakaan ini sifatnya hoaks, wallahua’lam,” kata Fajran.
Adapun di saat pihaknya mencoba menjenguk Gubernur Aceh yang lagi sakit saat itu, Fajran menegaskan bahwa dirinya dan kawan-kawan tidak pernah sekalipun terlintas pikiran yang aneh-aneh.
“Sejauh itu kami tidak memiliki dugaan apapun. kita ingin datang, kita ingin berbelasungkawa menganggap bahwa ini betul-betul kasus kecelakaan murni,” ungkapnya.
Fajran berharap agar kecelakaan yang menimpa Nova Iriansyah ini tidak mempengaruhi kemampuan kognitifnya dalam berpikir, mengambil segala keputusan, dan memimpin rapat dari jauh.
“Pak Nova kan masih mampu untuk bicara, masih mampu untuk berdialog, tangannya masih normal, hanya kaki saja yang tidak bisa gerak. Karena memang masih perlu penanganan khusus,” pungkasnya.