DIALEKSIS.COM | Bali - Kabupaten Aceh Jaya resmi menerima penghargaan Eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam dalam ajang bergengsi tingkat internasional, The 9th Asia Pacific Leaders' Summit on Malaria Elimination yang berlangsung di Bali pada Selasa (17/6/2025).
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, didampingi oleh Mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono selaku advisor APLMA, kepada Sekretaris Daerah Aceh Jaya, Teuku Reza Fahlevi, M.M., yang hadir mewakili Bupati Aceh Jaya, Safwandi, S.Sos.
Dalam penerimaan penghargaan tersebut, Sekda turut didampingi oleh Israfuadi, SKM., yang merupakan Penanggung Jawab Program (PP) Malaria pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya. Kehadiran keduanya mencerminkan sinergi erat antara pemerintah daerah dan sektor kesehatan dalam perjuangan panjang menuju eliminasi malaria.
Aceh Jaya menjadi satu dari 9 kabupaten di Indonesia yang berhasil mencapai status eliminasi malaria dan menerima apresiasi atas capaian tersebut.
9 Kabupaten Penerima Penghargaan Eliminasi Malaria pada tahun 2025 antara lain :
1. Aceh Jaya - Provinsi Aceh
2. Kepulauan Anambas - Provinsi Kepulauan Riau
3. Tanah Bumbu - Provinsi Kalimantan Selatan
4. Balangan - Provinsi Kalimantan Selatan
5. Malinau - Provinsi Kalimantan Utara
6. Buru Selatan - Provinsi Maluku
7. Sumbawa Barat - Provinsi Nusa Tenggara Barat
8. Lombok Utara - Provinsi Nusa Tenggara Barat
9. Maybrat - Provinsi Papua Barat Daya
Aceh Jaya pernah menjadi wilayah dengan angka ribuan kasus malaria, terutama di daerah tambang dan hutan yang sulit diakses. Penularan setempat sangat aktif, dan mobilisasi penduduk serta pekerja tambang dari luar memperburuk situasi.
Namun melalui kerja keras dan konsistensi seluruh elemen dari tenaga kesehatan, pemerintah desa, hingga masyarakat, Aceh Jaya berhasil membalikkan keadaan.
Selama tiga tahun terakhir, Aceh Jaya tidak mencatat kasus penularan lokal; Menjaga API (Annual Parasite Incidence) di bawah 1/1000 penduduk; Menjaga positivity rate di bawah 5%; Meningkatkan cakupan skrining migrasi dan investigasi kasus; Memperkuat surveilans melalui TGC dan Juru Malaria Desa; dan Menerapkan edukasi berbasis lokal dan pengendalian vektor aktif di tambang
Upaya ini merupakan hasil kerja keras bertahun-tahun yang melibatkan Pemeriksaan intensif di wilayah endemis tambang/hutan, Surveilans migrasi yang optimal, Penyelidikan epidemiologi untuk setiap kasus positif, Kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan dana desa, Edukasi masyarakat dan pengendalian vektor berbasis lokal.
Aceh Jaya juga berhasil memenuhi tiga indikator utama sesuai Permenkes No. 22 Tahun 2022:
1. Tidak ada penularan lokal selama 3 tahun berturut-turut kecuali Susp. PK (Probable Knowlessi)
2. API (Annual Parasite Incidence) < 1/1000 penduduk
3. Positivity Rate < 5% selama 3 tahun
Acara ini menjadi tonggak penting bagi Aceh Jaya, karena penghargaan tersebut menandai bahwa kabupaten ini menjadi yang terakhir di Provinsi Aceh yang berhasil mencapai eliminasi malaria, melengkapi seluruh kabupaten/kota di Aceh yang kini bebas penularan lokal malaria.
“Penghargaan ini adalah hasil kerja keras semua pihak di Aceh Jaya. Dulu kita menghadapi ribuan kasus malaria, tapi sekarang kita bisa buktikan bahwa dengan kerjasama dan kesadaran bersama, Aceh Jaya bisa bebas dari penularan malaria. Terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan, pemerintah gampong, kader malaria, dan masyarakat yang sudah mendukung. Ke depan, kita akan terus jaga agar malaria tidak kembali muncul di daerah kita.” ucap T. Reza Fahlevi
T. Reza Fahlevi mengungkapkan bahwa pencapaian ini juga kami persembahkan sebagai kado indah dalam rangka 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Safwandi-Muslem (Salem).
“Ini adalah bukti nyata bahwa komitmen yang dibawa dalam kepemimpinan baru memberikan hasil positif yang langsung dirasakan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Aceh Jaya, Safwandi juga menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang telah dicapai.
“Alhamdulillah, ini adalah sejarah penting bagi Aceh Jaya. Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Dinas Kesehatan, tenaga medis, dan masyarakat Aceh Jaya atas dedikasinya. Kami berkomitmen menjaga keberlanjutan eliminasi ini demi generasi yang lebih sehat dan produktif.” ucap Bupati Safwandi.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Jaya, Dra. Salbiah juga menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan ini.
“Penghargaan ini adalah bentuk pengakuan atas kerja keras dan komitmen semua pihak di Aceh Jaya, dari tenaga kesehatan, TGC, pemerintah gampong, hingga masyarakat yang telah terlibat aktif dalam pencegahan dan penanggulangan malaria. Kami akan terus mempertahankan status ini dengan memperkuat surveilans dan edukasi masyarakat.” tuturnya.
Keberhasilan ini menjadi motivasi besar bagi seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus menjaga status bebas malaria secara berkelanjutan.
Aceh Jaya membuktikan bahwa sinergi, komitmen, dan kerja keras lintas sektor mampu menghasilkan capaian luar biasa dalam bidang kesehatan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya akan terus mengawal program pemeliharaan eliminasi dan memperkuat sistem kewaspadaan dini demi memastikan tidak terjadi penularan ulang di masa mendatang.
Sebagai bentuk kewaspadaan dini, Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya mengimbau masyarakat, khususnya aparatur gampong dan tokoh masyarakat di wilayah rawan, untuk segera melaporkan jika terdapat pendatang baru, pekerja hutan, atau penambang dari luar daerah. Mereka diharapkan diperiksa di fasilitas kesehatan untuk memastikan bebas dari malaria sebelum beraktivitas di wilayah Aceh Jaya.
Langkah ini sangat penting, mengingat penularan lokal di masa lalu mayoritas disebabkan oleh kasus impor dari luar kabupaten yang tidak terdeteksi lebih awal. Pemerintah berharap kerja sama aktif dari seluruh lapisan masyarakat dapat mencegah munculnya kembali kasus malaria di masa depan.[*]