Kepala Perwakilan BI Aceh, Achris Sarwani (kiri). [Foto: Dialeksis/Auliana Rizky]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Achris Sarwani sampaikan, sejauh ini inflasi sudah bisa dikendalikan daripada sebelumnya. 

Lanjutnya, selama 10 tahun terakhir perekonomian Aceh rata-rata tumbuh 2,6 persen, artinya rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatera yang sekitar 3,50 persen.

Mengapa hal tersebut terjadi? Karena Aceh masih bergantung pada sektor primer yakni sektor pertanian dan perikanan.

Ia juga menyebut, infalsi mulai bisa dikendalikan dengan jarak inflasi nasional yakni capai hingga 0,4 persen, biasa 2 persen.

"Mudahan-mudahan ini bisa bertahan, kemudian pertumbuhan ekonomi sudah sangat signifikan, ia tumbuh dari tahun-tahun sebelumnya, telah terjadi peningkatan 10 persen, baik dari sisi jumlah ataupun volumenya," ucapnya.

Namun di sisi lain, yang menjadi catatan besar dari waktu ke waktu adalah bagaimana bisa memberikan nilai tambah yang lebih besar yakni melalui industri pengolahan dan potensi yang sangat bisa dilakukan di Aceh.

Jelasnya lagi, jika merujuk dari data 10 tahun terakhir terkait dengan defisit neraca perdagangan atau ekspor Aceh juga menunjukkan selalu defisit lebih banyak membeli dari pada menjual.

Produk -produk Aceh yang keluar itu dari angka sekitar 15 triliun 10 tahun lalu, diakhir-akhir ini sudah menjadi 45 Triliun pertahunnya.

"Semoga ke depannya bagaimana caranya agar inflasi Aceh bisa terus terkendalikan, mari bersama-sama kita bertahan," pungkasnya.(Au)