Kepulangan Irwandi Yusuf Dinilai Membawa Semangat Baru untuk Dinamika Politik Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Irwandi Yusuf. [Foto: Tempo.co]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengamat politik, Fajran Zain menilai kembalinya Irwandi Yusuf ke Aceh akan memberikan gairah baru secara umum untuk dinamika perpolitikan Aceh.
Fajran mengatakan, sosok Irwandi Yusuf memiliki pengaruh yang lumayan besar. Irwandi Yusuf memiliki massa pendukung, memiliki kharisma tertentu, dan juga memiliki popularitas serta elektabilitas yang patut diperhitungkan.
Tarik mundur ke belakang, menurut Fajran, pemenjaraan Irwandi Yusuf lebih kepada sebuah kecelakaan atau diduga sebagai bagian dari sebuah perencanaan. Fajran mengistilahkan Irwandi Yusuf ini sebagai korban dari kriminalisasi hukum.
Hal ini, kata dia, yang membuat Irwandi Yusuf tetap memiliki nama di tengah-tengah masyarakat. Dalam artian, jelas dia, pada periodenisasi awal kepemimpinannya sudah dijalankan dengan baik, kemudian terganjal dengan proses kriminalisasi itu.
“Hingga titik tertentu, sebenarnya proses penangkapan dan penahanan Irwandi Yusuf itu memang tekesan politisasi, ada agenda-agenda yang memang tidak berjalan seperti mekanisme formal hukum lainnya,” ujar Fajran kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Kamis (27/10/2022).
Makanya, lanjut Fajran, ketika Irwandi Yusuf kembali ke Aceh relatif tidak memiliki cacat. Meskipun Irwandi Yusuf adalah terpidana korupsi, menurut Fajran, tetap tidak menghilangkan nama besarnya sebagai seorang Gubernur Aceh yang pernah sukses pada periodenya.
Irwandi Yusuf dan PNA
Fajran yang juga akademisi UIN Ar-Raniry menilai pulangnya Irwandi Yusuf tetap memiliki enigma politik dalam konteks politik Aceh.
Kemudian, kata dia, kembalinya Irwandi Yusuf juga akan memberikan warna lain bagi dinamika internal partai PNA, yang pada hari ini dilaporkan terjadi perpecahan internal antara kubu DPP PNA dengan kubu KLB PNA.
Meskipun kubu Irwandi Yusuf dikalahkan dari berbagai proses gugat-menggugat, menurut Fajran, hal itu lebih kepada karena Irwandi Yusuf tidak hadir dalam setiap pertemuan PNA, karena Irwandi Yusuf tidak bisa mengikuti dari jauh, terbatas ruang geraknya.
“Tapi dengan kembalinya Irwandi ini akan memberikan ruang yang lebih besar kepada Irwandi itu sendiri untuk bisa hadir mengkonsolidasikan kekuatannya, terlepas dari semua persoalan gugatan kemarin itu,” ucap Fajran.
Fajran menilai kehadiran Irwandi Yusuf akan kembali menggerakkan denyut nadi partai, bagi PNA khususnya dan bagi dinamika politik secara umum.
PNA Tanpa Irwandi Yusuf?
Fajran yang juga mantan Direktur The Aceh Institute mengatakan, PNA tanpa Irwandi Yusuf laksana badan tanpa ruh. Pengaruh Irwandi Yusuf di PNA juga memberi dampak yang cukup besar.
Fajran mengambil contoh dari kontestasi Pemilu kemarin, yang mana PNA meraih suara yang cukup signifikan di DPR Aceh.
Bahkan, kata dia, di beberapa daerah jumlah suara yang diraih PNA juga bertambah, di beberapa daerah PNA ada yang menjadi wakil dan ada juga daerah yang berhasil mendapatkan kursi ketua.
“PNA tanpa Irwandi, sebenarnya tidak memiliki ruh. Di Pemilu 2024, terlepas nanti apakah Irwandi akan terlibat langsung atau hanya hadir membersamai partai saja, itu sudah lebih cukup bagi PNA,” pungkasnya.(Akh)